BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah lambang bunyi yang diucapkan.kenyataan inilah yang
menempatkan keterampilan berbicara itu sebagai keterampilan berbahasa yang
utama. Para ahli linguistik menempatkan keterampilan berbicara seorang
anak (secara alamiah) menempatkan keterampilan berbicara (speaking) pada
urtan kedua.ini berarti, sebelum keterampilan membaca dan keterampilan menulis
anak terlebih dahulu harus dapat berbicara. Melalui keterampilan berbicaralah
manusia pertama dapat memenuhi keperluan untuk berkomunikasi dengan lingkungan
masyarakat tempat ia berada.
Belajar keterampilan berbicara harus dilaksanakan dengan
menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi
keterampilan berbicara semaksimal mungkin. Adapun kegiatan belajar-
mengajar yang dilaksanakan harus senantiasa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk latih berbicara. sebagaimana keterampilan
berbahasa yang lain, keterampilan berbicara hanya dapat dikuasai dengan baik
apabila si pembelajar diberi kesempatan untuk berlatih sebanyak banyaknya.
Dalam penilaian proses guru mencatat kekurangan dan kemajuan yang
diperoleh siswa. hasil penilaian ini harus disampaikan kepada siswa secara
lisan, secara motivasi siswa dalam berbicara, sasaran yang dicapai harus jelas.
Informasi yang dicatat dalam penilaian merupakan umpan balik yang tidak
ternilai bagi siswa.
B.
Rumusan masalah
Agar lebih terarah dan terlaksana dapat dirumuskan
rumusan permasalahnya yaitu sebagai berikut :
1.
Apakah
yang dimaksud dengan hakekat berbicara?
2.
Sebutkan
dan jelaskan bebepa jenis berbicara?
3.
Faktor-faktor
apa saja yang dinilai dalam berbicara?
C.
Tujuan penulisan
Agar lebih terarah dan terlaksana dapat dirumuskan
tujuan penulisannya yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan hakekat berbicara .
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis berbicara.
3.
Untuk
mengetahui faktor-faktor apasaja yang dinilai dalam berbicara.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Keterampilan Berbicara
Hakekat berbicara merupakan pengetahuan yang sangat fungsional
dalam memahami seluk beluk berbicra. Bahasa adalah lambang bunyi yang
diucapkan. kenyataan inilah yang menempatkan keterampilan berbicara itu sebagai
keterampilan berbahasa yang utama. Para ahli linguistik menempatkan
keterampilan berbicara seorang anak (secara alamiah) menempatkan
keterampilan berbicara (speaking) pada urutan kedua.ini berarti, sebelum
keterampilan membaca dan keterampilan menulis anak terlebih dahulu harus dapat
berbicara. Melalui keterampilan berbicaralah manusia pertama dapat memenuhi
keperluan untuk berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat tempat ia berada.
Komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan efisien kalau
menggunakan bahasa verbal, karna hakekat bahasa adalah ucapan. Proses pengucapan
/ pelafalan bunyi bahasa untuk berkomunikasi menyampaikan informasi,
keinginan, dan mengungkapkan gagasan dan perasan itulah
sesungguhnya hakekat keterampilan berbicara (Tarigen, 1993: 73-75).
Tujuan belajar keterampilan berbicara adalah agar para
siswa :
a.
Mampu
memenuhi dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistimatis
b.
Mampu
menuangkan gagasan tersebut kedalam bentuk-bentuk tuturan yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia.
c.
Mampu
mengucapkan dengan jelas dan lancar.
d.
Mampu
memilih ragam bahasa Indonesia.
B.
Jenis-Jenis Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan
berbagai jenis berbicara. Antara lain: diskusi, percakapan, pidato menjelaskan,
pidato menghibur, ceramah. Berdasarkan pengamatan ada lima landasan yang
digunakan dalam mengklasifikasikan kegiatan berbicara yaitu:
a)
Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan
tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau
resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal
pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak
formal, pembicara harus berbicara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang
bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Suksesnya suatu pembicaraan tergantung pada pembicara dan pendengar. Kegiatan
berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupanmanusia
sehari-hari, Untuk itu, diperlukan beberapa prasyarat.
1.
Jenis
kegiatan berbicara informal meliputi :
·
Tukar
pengalaman,
·
Percakapan,
·
Menyampaikan
berita,
·
Menyampaikan
pengumuman,
·
Bertelepon
dan
·
memberi
petunjuk (Logan, dkk., 1972 :108).
2.
Sedangkan
jenis kegiatan yang bersifat formal meliputi :
·
Perencanaan
dan penilain
·
Ceramah
·
Interview
·
Prosedur
parlementer dan Bercerita (Logan, dkk., 1972: 116)
b)
Tujuan
Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar.
Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan,
menstimulasikan dan meyakinkan atau menggerakan pendengarnya. Sejalan
dengan tujuan berbicara tersebut di atas dapat kita klasifikasi berbicara menjadi
5 jenis, yaitu antara lain:
1.
Berbicara
menghibur, biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak berarti bahwa
berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara menghibur
tersebut pembicara berusaha membuat pendengarnya senang gembira dan bersukaria.
Contoh:
Jenis berbicara ini, antara lain lawakan, guyonan dalam ludruk,
srimulat, cerita kabayan, cerita Abu Nawas dan lain-lain.
2.
Berbicara
menginformasikan. Dalam suasana serius, tertib dan hening. Berbicara
menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan tepat isi
agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya. Contoh:
·
Penjelasan
menteri Sekneg sehabis sidang kabinet
·
Penjelasan
menteri penerangan mengenai sesuatu kejadian, peraturan pemerintah, dan
sebagainya.
·
Penjelasan
PPL di depan kelompok tani, dan
·
Penjelasan
instruktur pada siswanya.
3.
Berbicara
menstimulasi, berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa
kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat disebabkan
oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, jabatan atau fungsinya yang memang
melebihi pendengarnya. Berbicara menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan
semangat pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebih
baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan. Pembicara biasa
dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan, harapan, dan inspirasi
pendengar. Contoh:
·
Nasehat
guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya
·
Pepatah
petitih, pengajaran ayah kepada anaknya yang kurang senonoh
·
Nasehat
dokter pada pasiennya
·
Nasehat
atasan pada karyawan yang malas dan
·
Nasehat
ibu pada putrinya yang patah hati
4.
Berbicara
meyakinkan, sesuai dengan namanya, bertujuan meyakinkan pendengarnya,
suasananya pun bersifat serius, mencekam dan menegangkan. Pembicara berusaha
mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak
simpati menjadi simpati dari tidak mau membantu menjadi mau membantu. Pembicara
harus melandaskan pembicaraannya kepada argumentasi dan nalar, logis masuk
akal, dan dapat bertanggungjawabkan dari segala segi. Contoh:
·
Pidato
petugas KBN didepan masyarakat yang anti keluarga berencana
·
Pidato
petugas Depsos pada masyarakat daerah kritis tetapi segan bertransmigrasi,
·
Pidato
pimpinan partai tertentu di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut,
·
Pidato
calon kepala desa di daerah yang belum simpati padanya
·
Pidato
pimpinan BRI pada masyarakat yang lebih senang berhubungan dengan sengkulak.
5.
Berbicara
menggerakkan, juga menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun dari
segi pendengarnya. .Pembicara dalam berbicara mendengarkan haruslah berwibawa,
tokoh, idola, panutan masyarakat. Misal:
Bung Tomo dapat membakar semangat juang para pemuda pada peristiwa
10 November 1945 di Surabay
c)
Metode
penyampain
Bila belum, perhatikan empat (4) cara yang biasa digunakan orang
dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain yaitu:
·
Penyampaian
secara mendadak, terjadi karena seseorang tanpa direncanakan
sebelumnya harus berbicara di depan umum. Hal ini dapat tertjadi karena
tuntutan situasi. Misal: Karena pembicara yang telah direncanakan berhalangan
hadir tampil, maka terpaksa secara mendadak dicarikan penggantinya atau dalam
suatu pertemuan seseorang diminta secara mendadak memberikan kata sambutan,
pidato perpisahan, dan sebagainya.
·
Penyampaian
berdasarkan cacatan kecil, biasanya berupa butir-butir penting sebagai pedoman
berbicara. Berbasarkan catatan itu pembicara bercerita panjang lebar mengenai
sesuatu hal. Hal ini dapat berhasil apabila pembicara sudah mempersiapkan dan
menguasai isi pembicaraan secara mendalam sebelum tampil di depan umum.
·
Penyampaian
berdasarkan hafalan, berbicara berdasarkan hafalan memang banyak ke lemahannya,
pembicara mungkin lupa akan beberapa bagian dari isi pidatonya,
perhatiannya tidak bisa diberikan kepada pendengar, kaku dan kurang penyesuaian
pada situasi yang ada.
·
Penyampain
berdasarkan naskah. Berbicara yang berlandalandaskan naskah di laksanakan dalam
situasi yang menuntut kepastian, bersifat resmi dan menyangkut kepentingan
umum.
d)
Jumlah penyimak
Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, yaitu pendengar dan
pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi
lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, babarapa orang (kelompok
kecil) dan banyak orang (kelompok besar). Berdasarkan jumlah penyimak itu,
berbicara dapat di bagi atas tiga (3) jenis, yaitu:
a.
Berbicara
antarpribadi, atau bicara empat mata, terjadi apabila dua pribadi membicarakan,
mempercakapkan, merundingkan, atau mendiskusikan.
b.
Berbicara
dalam kelompok kecil, terjadi apabila seseorang pembicara menghadapi sekelompok
kecil pendengar, misanya 3-5 orang
c.
Berbicara
dalam kelompok besar. Terjadi apabila seorang pembicara menghadapi pendengar
berjumlah besar atau massa.
e)
Peristiwa
khusus
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai
kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus,
istimewahatau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun,
perpisahan, perkenalan dan lain-lain. Berdasarkan peristiwa khusus itu
berbicara atau berpidato dapat bigolongkan atas enam jenis.
·
Pidato
presentasi, ialah pidato yang dilakukan alam suasana pembagian hadiah
·
Pidato
penyambutan atau penyambutan berisi ucapan selamat datang pada tamu.
·
Pidato
perpisahan, berisi kata-kata perpisahan
·
Pidato
perkenalan, berisi penjelasan pihak yang memperkenalkan tentang nama, jabatan,
pendidikan, pengalaman kerja, keahlian yang diperkenalka kepada tuan rumah.
·
Pidato
nominasi (mengunggulkan) berisi pujian, alasan, mengapa sesuatu itu
diunggulkan. (Logan, dkk;1972: 127)
C.
Faktor-Faktor yang Dinilai Dalam Berbicara
Penilain keterampilan berbicara dapat dilakukan pada saat kegiatan
pelajaran, yang disebut proses, dan setelah kegiatan pembelajaran yang disebut
penilain hasil . Dalam penilaian proses guru mencatat kekurangan dan kemajuan
yang diperoleh siswa . hasil penilaian ini harus disampaikan kepada siswa
secara lisan, secara motivasi siswa dalam berbicara, sasaran yang dicapai harus
jelas. Informasi yang dicatat dalam penilaian merupakan umpan balik yang tidak
ternilai bagi siswa.
Mengingat kemampuan berbicara memerlukan latihan dan bimbingan yang
intensif. Penilaian yang mengukur dan menilai sutu kegiatan saja, tetapi
hendaknya berlanjut dan bertujuan meningkatkan keterampilan berbicara pada
kegiatan berikutnya.
Faktor-faktor yang dinilai dalam berbicara:
1.
Faktor
kebahasaan yang mencakup
a.
Pengucapan
vokal
b.
Penempatan
tekanan
c.
Pilihan
kata / ungkapan atau diksi
d.
Variasi
kata
e.
Sruktur
kalimat dan
f.
Ragam
kalimat
2.
Faktor nom
kebahasaan yang mencakup :
a.
Keberanian
dan semangat
b.
Kelancaran
c.
Gerak-gerik
dan mimik
d.
Penguasaan
topik
e.
Penalaran
atau pemahaman / pengungkapan materi wacana.
Menurut Mulgrave (Tarigan, 1986: 22) menyatakan bahwa analisis
mengenai proses inteluktual yang diperlukan untuk mengembangkan untuk kemampuan
berbicara menunjukan perlunya pengaturan bahan bagi penampilan lisan, perlunya
penggunaan ekspresi yang jelas dan efektif bagi komunikasi yang khusus
tersebut, dan perlunya berbicara suatu keterampilan yang penuh seksama dan
perhatian.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas saya dapat menarik kesimpulannya yaitu
Interaksi antara pembicara dan pendengar yang bersifat langsung dan ada pula
yang tidak langsung.dan pembicara berusaha agar pendengar memahami atau
menangkap makna apa yang disampaikan.
Belajar keterampilan berbicara harus dilaksanakan dengan
menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi
keterampilan berbicara semaksimal mungkin. Adapun kegiatan
belajar-mengajar yang dilaksanakan harus senantiasa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk latih berbicara.
sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan berbicara
hanya dapat dikuasai dengan baik apabila si pembelajar diberi kesempatan untuk
berlatih sebanyak banyaknya.
Dan untuk itu diperlukan beberaa prasyarat kepada seseorang
pembicara dan pendengar antara lain yaitu:
1.
Menguasai
masalah yang dibicarakan. Penguasaan masalah akan membutuhkan keyakinan kepada
diri pembicara, sehingga akan menimbulkan rasa percaya diri yang merupan modal
utama bagi pembicara.
2.
Mulai
berbicara jika situasi memungkinkan. Sebelum mulai pembicaraan, hendaknya
pembicara memperhatikan situasi seluruhnya,khususnya pendengar.bila pendengar
sudah siap baru mulai berbicara.
3.
Pengarahan
yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar. Sesudah memberikan kata
salam dalam membuka pembicaraan, seorang pembicara yang baik akan
menginformasikan tujuan ia berbicara dan menjelaskan pentingnya pokok
pembicaraan itu bagi pendengar.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigen, Henry Guntur. Psiko Sastra : Telah Hakekat Berbicara.
Malang
Tarigan, Diago. (1994). Keterampiln Berbahasa Indonesia.
Rineka Cipta: Jakarta
Anonim. 2010. Berbicara, [Online]. Tersedia: http://adhys.blokspot.com. [09 April 2015]
Pratama, Fadli. 2013. Jenis-jenis Berbicara, [Online].
Tersedia: http://gudangilmunomor1.blogspot.com.
[09 April 2015]
Syahri. 2012. Jenis-jenis Berbicara, [Online]. Tersedia: http://syahri-jendelabahasa.blogspot.com.
[09 April 2015]
How do I make money with real money casinos?
BalasHapusThe minimum bet for the slots is 0.10, meaning งานออนไลน์ that you have to deposit and withdraw between $10 and $100, depending on the slot you play at. It's free