BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan
terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu
disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk memenuhi dan menyenangi peraturan,
prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang
ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk
mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi
kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena
perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila
peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau
tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus
menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut
rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan
yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada
staf melalui diskusi aktif.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak
akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di
sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan
ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku
di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan,
tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur
perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan
dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan
tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school
rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards
of clothing), ketepatan waktu, perilaku social dan etika
belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan
pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari
pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk
kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan
perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment), sebagaimana
diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya “Dangerous
School” (1999).
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan
yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab
itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari
kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara
yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut
tingkatan pelanggaran dan klasifikasinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan disiplin?
2.
Apa
sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan?
3.
Bagaimana
penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah?
4.
Apa
sajakah akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan?
5.
Bagaimana
upaya meningkatkan kedisiplinan siswa?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian disiplin.
2.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan.
3.
Mengetahui
penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.
4.
Mengetahui
akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan.
5.
Mengetahui
upaya meningkatkan kedisiplinan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu
system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan
peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Berikut merupakan pendapat para pakar tentang pengertian disiplin.
Prawirosentono (1999:31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Prawirosentono (1999:31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Robert E. Quin dkk dalam Prawirosentono (1999:32) mengatakan : “Discipline
implies obedience and respect for the agreement between the firm and its
employee. Discipline also involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan
hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin
juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang
melanggar.
Menurut Suradinata (1996:150), disiplin pada dasarnya mencakup
pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang
berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur
pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja
bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan
faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja
atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah
disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang
berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada
peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
1.
Disiplin
dalam penggunaan Waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama.
Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat
tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du
dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan “waktu adalah uang”, peribahasa Arab
mengatakan “Waktu adalah pedang”, atau “Waktu adalah peluang emas”, dan kita orang
Indonesia mengatakan: “sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna”.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai
sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin
memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan
tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.
2.
Disiplin
dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri.
Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan
merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-Nya. Dari
pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam beribadah itu mengendung
2 hal :
a.
Berpegang
teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau
larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan
makruh.
b.
Sikap
berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau
terpaksa.
Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya.
Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31: “Katakanlah: “Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Imran:31).
Jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat
sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya
ingin mendapatkan pujian orang lainsebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu
dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a.
Ibadah
Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan allah.
b.
Ibadah
Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada allah
melainkan melalui hubungan kemanusiaan.
Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya
tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan
oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at
atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak
disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong
sebagai orang yang sesat. Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum)
orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh
Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas
semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang
lain.
3.
Disiplin
dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar
belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya
setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian,
dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai
kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati
dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu
bagaikan satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang
satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu
komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang Mukmin
dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat
bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari
tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi).
4.
Disiplin
Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama
berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara
tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan
terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu
negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan
cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :“Seorang muslim wajib mendengar
dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali
bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan
maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
B.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Mengklasifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang
berasal dari dalam diri siswa. Disiplin turut Perpengaruh terhadap hasil
belajar.
Hal ini dapat terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang
tinggi akan belajar dengan baik dan teratur dan akan menghasilkan prsetasi yang
baik pula. Demikian sebaliknya faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap
tingkat disiplin individu.Hal ini dapat dilihat dari penjelasan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1.
Faktor
yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.
Faktor
non-sosial, seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat
yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan
memiliki buku penunjang pelajaran cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak
kalah pentingnya faktor waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan
belajar secara terarah dan teratur.
b.
Faktor
sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang
tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang ada di
lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung
menghasilkan siswa yang disiplin pula.
2.
Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a.
Faktor
fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,
penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit
yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin
blajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin
dibandingkan siswa yang menderita sakit dan bdannya keletihan.
b.
Faktor
Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
1)
Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.
Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat
meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang
tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2)
Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses
belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh
hasil yang lebih baik.
3)
Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.
4)
Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi
psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu
obyek (materi pelajaran).
5)
Kemampuan
kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif
danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam
menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan
yang sangat penting dan sangat diperlukan daklam belajar. Untuk
mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar, maka dituntut
adanya keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan
akan berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan.
C.
Penerapan Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sekolah
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri
siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan
oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan
kedisiplinan dilingkungan sekolah.
1.
Datang
kesekolah tepat waktu;
2.
Rajin
belajar;
3.
Mentaati
peraturan sekolah;
4.
Mangikuti
upacara dengan tertip;
5.
Mengumpulkan
tugas yang diberikan guru tepat waktu;
6.
Melakukan
tugas piket sesuai jadwalnya;
7.
Memotong
rambut jika kelihatan panjang;
8.
Harus
berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan
persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di
kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat
mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba,
gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya,
yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan
masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap
berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan
yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran
tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan,
pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu
saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di
sinilah arti penting disiplin sekolah
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam
membentuk dan mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi
dengan para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa
dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku
yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari upaya
pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab
perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
·
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
·
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
·
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga
yang broken home.
·
Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang
tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan
lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses
belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi
penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa
diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan
kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman
dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam
disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat
berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti
peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu
baik dan ada manfaat.
Sanksi adalah hukuman yang
diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya yang melanggar tata tertib
atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang secara eksplisit
berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas (2001:10), “Sanksi yang
diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak
menimbulkan trauma psikologis.” Sanksi dapat diberikan secara bertahap
dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut
dapat berupa:
1.
Teguran
lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadapketentuan
sekolah yang ringan.
2.
Hukuman
pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuatrangkuman buku
tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.
3.
Melaporkan
secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yangdilakukan
putera-puterinya.
4.
Memanggil
yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutantidak mengulangi
lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5.
Melakukan
skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran
peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6.
Mengeluarkan
yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutantersangkut perkara
pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.
D.
Akibat yang Ditimbulkan Oleh Ketidakdisiplinan
Adapun yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat
siswa menjadi tidak lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya,
serta siswa juga tidak dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat
penting bagi masa depannya kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian
siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran tata tertib
siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai berikut adalah akiba yang
ditimbulkan antara lain :
1.
Sikap
acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain
2.
Rasa
malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
3.
Kurangnya
siswa dalam memnfaatkan waktu
4.
Ketidaksiplinannya
siswa dalam mematuhi peraturan yang ada
5.
Siswa
memiliki kebiasaan yang buruk
6.
Kenakalan
remaja
·
Tanggungjawab
siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh gurunya.
·
Siswa
menjadi tidak mandiri
·
Siswa
memperoleh pergaulan yang kurang baik
·
Prestasi
siswa menurun dan sosialisasi berkurang
E.
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi
umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1.
Konsep
diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku
disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka;
2.
Keterampilan
berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.
Konsekuensi-konsekuensi
logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang
salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan
akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
4.
Klarifikasi
nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang
nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5.
Analisis
transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika
berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6.
Terapi
realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan
keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan
7.
Disiplin
yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh olehguru untuk
mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8.
Modifikasi
perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu, dalam
pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif;
9.
Tantangan
bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian
yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan
menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan guru
perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi
sebagai pemimpin.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin disekolah itu
sangat diperlukan. Kerena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna
sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang
sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap
disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan
pribadi seseorang, sehingga menjadi teguh dan dapat diandalkan bagi seluruh
pihak.
Oleh karna itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita
dapat menjadi panutan setiap orang yang bisa diandalkan. Jika tidak dari
sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, maka kapan lagi kita bisa merubah
dunia ini? Semuga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk
menjadi lebih baik bagi para pembaca umumnya dan pada kami khususnya.
B.
Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus
menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi
kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat
memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsudin, Muhammad. 2013. Kedisiplinan dan Pendidikan Dalam
Lingkungan Sekolah, [Online]. Tersedia: http://blogqwja.blogspot.com. [13 April
2015]
Nur Raida. Anggia. 2012. Kedisiplinan Sekolah, [Online].
Tersedia: http://makalahanghia.blogspot.com.
[13 April 2015]
Ariesda. 2013. Makalah Bahasa Indonesia Kenakalan Remaja, [Online].
Tersedia: https://dikiidoz.wordpress.com. [13
April 2015]
Admin. 2013. Makalah Kedisiplinan Sekolah, [Online].
Tersedia: http://www.emakalah.com. [13
April 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar