Senin, 07 Oktober 2013

Berbagai Macam Tanaman dan Khasiatnya





KETUMBAR
(Coriandrum sativum)


Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Apiales
Famili              : Apiaceae
Genus              : Coriandrum
Spesies            : C. sativum
Karakteristik:
Biji
:
Kecil seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm, beraroma tajam
Daun
:
Majemuk seperti seledri, hijau dengan tepian bergerigi dan beraroma tajam
Habitus
:
Ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian satu meter dari tanah.
Bunga
:
Majemuk berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda.
Buah
:
Bentuknya hampir bulat berwarna kuning bersusun, Kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan.
Manfaat :
Ketumbar biasanya digunakan pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica). Namanya berbeda-beda di berbagai negara juga di berbagai daerah di Indonesia.
Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan pusing, muntah-muntah, influenza, wasir, radang lambung dan radang payudara, campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan lemah syahwat.
Penggunaan ketumbar bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti ditumbuk halus dan direbus, baik untuk pengobatan luar, maupun dalam.


MELATI
(Jasminum sambac)

Kerajaan
:
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Jasminum
Karakteristik:
Habitus
:
Tanaman perdu, tumbuh baik di iklim panas tropik, kondisi tanah ringan, porus, berpasir sampai agak liat.
Batang
:
Menurut jenis batangnya, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai semak, batangnya berkayu dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan jarang.
Daun

Majemuk menyirip (pinnatus), hanya memiliki tangkai dan helaian saja, berbentuk oval, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing, seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit bergelombang. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan pertulangan daunnya agak melengkung.
Bunga
:
 Merupak bunga majemuk dan berukuran kecil, umumnya berwarna putih, petala (mahkota bunga) selapis atau bertumpuk. Memiliki aroma yang lembut menenangkan.
Manfaat:

Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur, bahan industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum teh, seperti teh melati yang populer di Indonesia. Melati dianggap sangat efektif khususnya dalam mengatasi nyeri otot, sendi, dan sakit kepala.


JAMBU MONYET
(Anacardium occidentale)

Kerajaan          : Plantae (tidak termasuk Eudicots dan Rosids)
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Anacardium
Spesies            : A. occidentale
Karakteristik pohon jambu monyet:
Daun
:
Bertangkai, bundar telur terbalik, umumnya dengan pangkal meruncing serta ujung membundar, melekuk ke didalam, gundul, 8–22 × 5–13 cm.
Bunga
:
Berkelamin campuran, terkumpul didalam sesuatu malai rata memiliki rambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopaknya memiliki rambut, 4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, warnaya putih sesudah itu merah, memiliki rambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.
Habitus
:
pohon berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m, dengan tajuk melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungannya.
Buah
:
Yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, yakni kacang mete.
Biji
:
dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah.

Kegunaan:

Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala.
Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa).





KECUBUNG
(Datura metel)

Kerajaan          : Plantae (tidak termasuk Eudicots dan Asterids)
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Datura
Spesies            : D. metel
Karakteristik tanaman kecubung:
Habitus
:
Termasuk tumbuhan jenis perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal, bercabang banyak, tumbuh dengan tinggi kurang dari 2 meter. Kecubung biasa hidup di daerah dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut.
Bunga
:
Menyerupai terompet berwarna putih dan lembayung. Namun pada Kecubung hias bisa mempunyai warna bunga yang beraneka ragam. Mahkota bunga berwarna ungu. Panjang bunga sekitar 12-18 cm. Bunga Kecubung biasanya mulai mekar pada sore hari menjelang malam.
Buah
:
Buahnya hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai tandan yang pendek dan melekat kuat berukuran diameter 4-5 cm. Pada bagian luar buah kecubung, dihiasi duri-duri sedangkan bagian dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecoklatan. Buah Kecubung berwarna hijau. Biji Kecubung berwarna kuning kecoklatan dan berbentuk gepeng.
Daun
:
Berwarna hijau, berbentuk bulat telur dan pada bagian tepiannya berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip.
Manfaat :
Kecubung, terutama jenis Datura metel, mengandung beberapa senyawa kimia, diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin. Kandungan ini membuat Kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit seperti asma, reumatik, sakit pinggang, pegel linu, bisul maupun eksim, sakit gigi, ketombe, hingga nyeri haid. Bagian yang paling sering dipakai sebagai obat herbal adalah daun kecubung.
Tanaman kecubung sering digunakan secara tradisional untuk mengobati penyakit gigi secara langsung atau dikombinasikan dengan bahan lain. Akarnya punya khasiat menghilangkan nyeri gigi. Bijinya digunakan untuk menghilangkan sakit gigi dengan cara meletakkan biji kering kecubung di atas wajan panas yang diberi minyak kelapa, kemudian ditutup tempurung kelapa yang berlubang, asap yang mengepul diembus-embuskan ke dalam mulut dengan menggunakan corong bambu selama 15 sampai 1 jam.





POHON AREN
(Arenga pinnata)

Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Ordo                : Arecales
Famili              : Arecaceae
Genus              : Arenga
Spesies            : A. pinnata
Karakteristik :
Habitus
:
Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm,
Batang
:
Batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.
Daun
:
Majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Bunga
:
Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5m.
Buah
:
Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
Kegunaan :
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah/cuka dan pati/tepung dalam batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan.




BELIMBING WULUH
(Averrhoa bilimbi L.)

Klasifikasi ilmiah :          
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub-Divisio     : Angiospermae
Klas                 : Magnoliopsida
Sub Klas          : Rosidae
Ordo                : Geranialies, Oxalidales
Famili              : Oxalidaceae
Genus              : Averrhoa
Spesies            : Averrhoa blimbi l.
Ciri Khusus :
Habitus
:
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter pangkal batang mencapai 30 cm.
Daun
:
Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, berwarna hijau, permukaan bawah hijau muda.
Bunga
:
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan.
Buah
:
Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam.
Biji

Berbentuk bulat telur, gepeng. Rasanya asam.
Batang
:
Bergelombang dan tidak rata. Diameternya mencapai 30 cm
Pemanfaatan :
Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat dimanfaatkan sebagai sirup, bumbu masakan atau sayur, membersihkan noda pakaian, mengkilatkan barang-barang dari kuningan, dan sebagai bahan obat tradisional.
Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Ini lantaran beberapa zat kimia yang terkandung pada tanaman seperti sponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asal format, dan peroksidase yang terkandung pada batang belimbing wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium oksalat dan kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing wuluh sendiri berkhasiat sebagai analgesik, dan diuretik.
Bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dapat digunakan sebagai obat sariawan dan batuk. Sedangkan daunnya dapat mengobati perut sakit, gondong (parotitis), tekanan darah tinggi, dan rematik.
Buah belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat tradisional untuk batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, gangguan pencernaan, dan radang rektum.
 SEREH
(Cymbopogon nardus (L.) Rendle.)

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan          : Plantae (tidak termasuk Monocots dan Commelinids)
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Cymbopogon
Spesies            : C. citrates
Nama binomial: Cymbopogon citratus

Uraian:
Sereh merupakan rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat dalam dan kuat.
Batang
:
tumbuh tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku-bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah.
Daun
:
tunggal, lengka pelepah daun silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah, helaian lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Susunan bunga
:
malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun.
Habitus
:
Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 meter dpl. Di Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau dipersawahan dan dikenal dengan nama sere. Biasanya tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 60-140 meter dpl. Perbanyakan dapat diperbanyak dengan potongan rimpang.
Akar
:
Serabut

Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar
:
Digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak/obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat badan
Daun
:
Digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang.


















Bunga Kenanga

Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan
:
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Cananga
Spesies
:
C. odorata
:
Cananga odorata

Nama daerah:
Sunda dan Madura
:
Kananga
Jawa
:
Wangsa, Kenanga
Aceh
:
Semanga, Selanga
Gayo
:
Selanga
Simalungun
:
Nuarai
Nias
:
Ngana-ngana
Minangkabau
:
Ananga, Kananga
Diskripsi Kenanga (Cananga odorata):
Habitus
:
Pohon kenanga mempunyai pohon yang besar dengan diameter batang mencapai 70 cm dan tinggi hingga 20 meter.
Batang
:
membulat dan mudah patah terutama saat masih muda.
Daun
:
tunggal berbentuk bulat telur, dengan pangkal daun mirip jantung dan ujung daun runcing. Panjang daun mencapai 10 – 23 cm, dan lebar 4,5 – 14 cm.
Bunga
:
muncul di batang pohon atau ranting bagian atas dengan susunan bunga yang spesifik menyerupai bintang. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu-garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Buah Kenanga berbentuk bulat telur terbalik, sepanjang dua cm, berdaging tebal, berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi hitam setelah tua.
Manfaat Kenanga (Cananga odorata).
Tanaman Kenanga dimanfaatkan terutama bunganya. Bunga kenanga yang bearoma wangi dan harus dengan baunya yang khas dapat disuling menjadi parfum dan bahan kosmetika lainnya. Bahkan sejak dahulu telah dipergunakan sebagai pengharum tubuh, rambut, pakaian maupun ruangan.
Bunga Kenanga bersama Melati dan Mawar digunakan sebagai bunga tabur saat berziarah. Juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu bunga Kenanga ternyata juga telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk obat pembersih sehabis melahirkan, obat sesak nafas dan bronkhitis, serta obat malaria.


Jengger Ayam

Kerajaan                      : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Magnoliopsida
Ordo                            : Caryophyllales
Famili                          : Amaranthaceae
Genus                          : Celosia
Spesies                        : C. cristata
Nama binomial            : Celosia cristata

Deskripsi:
Habitus
:
Tumbuh tegak, tinggi 60-90 cm.
Batang
:
Tebal dan kuat, becabang, beralur.
Daun
:
Tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai memanjang dengan panjang 5-12 cm, lebar 3,5-6,5 cm, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit garis merah ditengah daun.
Bunga
:
Majemuk berbentuk bulir, tebal berdaging, bagian atas melebar seprti jengger ayam jago, berlipat-lipat dan bercangap atau bercabang, keluar di ujung batang atau di ketiak daun, warnanya ungu, merah, dadu, atau kuning.
Buah
:
Kotak, bulat telur, merah kehijauan, retak sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam.
Sifat dan Khasiat Jengger Ayam
Bunga jengger ayam rasanya mais, sifatnya sejuk, astringen, dengan afinitas ke meridian hati dan ginjal. Berkhasiat antiradang, penghenti perdarahan (hemostatis), dan menerangkan pengelihatan. Bunga mengandung minyak lemak, kaempferitrin, amaranthin, pinitol, sedangkan pada daun terdapat saponin, flavonoida, dan polifenol. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunganya. Keringkan dengan cara dijemur untuk penyimpanan.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
·         Perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk berdarah (hemoptisis), muntah drah (hematemesis), air kemih berdarah (hematuria), wasir berdarah, perdarahan rahim,
·         Disentri, diare,
·         Penglihatan kabur, mata merah,
·         Infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan
·         Keputihan (leukorea).







Lengkuas (Laos)

Kerajaan                      : Plantae
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Liliopsida
Ordo                            : Zingiberales
Famili                          : Zingiberaceae
Upafamili                    : Alpinioideae
Bangsa                                    : Alpinieae
Genus                          : Alpinia
Spesies                        : A. galanga
Nama binomial            : Alpinia galanga

Deskripsi:
Habitus
:
Tinggi 1,5 – 2 m, tegak, terestrial
Daun
:
Berbentuk roset dekat permukaan tanah. Daun biasanya 2, jarang 1 atau 3, bentuk elip besar atau bulat, dengan pangkal daun membulat sampai agak berbentuk jantung, menyempit ke arah tangkai, segera sangat pendek meruncing, permukaan atas daun suram, berambut, dengan tepi oranye atau coklat merah, hijau, bagian bawah hijau pucat, daging daun seperti kulit, panjang helaian 7-15 cm, lebar 2-8,5 cm, tangkai daun 3-10 mm, ligula sangat pendek, pelepah daun terdapat di dalam tanah, berwarna putih, panjang 1,5-3,5 cm.
Akar
:
Serabut tumbuh di sekitar rimpang, warna coklat muda.
Batang
:
Tidak berbatang nyata, batang terdapat di dalam tanah sebagai rimpang. Rimpang bercabang sangat kuat, cabangnya banyak, berumbi, aromatik
Umbi
:
Berwarna putih dengan tepi berwarna coklat kekuningan.
Bunga
:
Majemuk, silindris, keluar tersendiri di ujung batang, panjang sampai 4 cm, dengan 4-12 bunga atau lebih, daun pelindung 2, sangat sempit, 3-3,5 cm. Kelopak bunga dengan ujung bergigi dua. Daun mahkota berwarna putih, berbau harum, bentuk tabung dengan ukuran 2,5-5 cm. Benang sari steril berbentuk lembaran, berlekatan berbentuk bibir (labellum), di bagian bawah tengah-tengahnya berbercak ungu, yang lain putih atau ungu cerah dengan titik-titik ungu, kepala sari besar.
Buah

Bulat, keras.

Khasiat:
Tanaman lengkuas atau langkuas galangan (l) biasanya digunakan untuk bumbu dapur atau bumbu masak. Selain itu tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan herbal remediesuntuk mengobati beberapa penyakit, diantaranya penyakit urat (keseleo).
Cara memanfaatkan tanaman lengkuas untuk dijadikan herbal remedies penyakit keseleo adalah dengan memanfaatkan bagian rimpangnya atau umbinya. Ambil 5 gram lengkuas, ditambah dengan bahan jahe 5 gram, babakan turi merah secukupnya, bubuk kacang hijau secukupnya, cuka jawa secukupnya, minyak serai secukupnya, dan air jeruk nipis beberapa tetes saja. Semua bahan tadi dicampur dan ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan tadi digunakan sebagai ramuan herbal remedies. Cara menggunakannya adalah dengan mengoleskan ramuan tadi ke bagian badan yang keseleo atau sakit.



KAKI KUDA/PEGAGAN
(Centella asiatica)

Kerajaan          : Plantae (tidak termasuk Eudicots dan Asterids)
Ordo                : Apiales
Famili              : Mackinlayaceae
Genus              : Centella
Spesies            : C. asiatica
Uraian:
Habitus
:
Tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya.
Batang
:
Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru.
Daun
:
Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut.
Bunga
:
Berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm.
Buah
:
Kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.
Manfaat:
Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental, dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi. Pegagan pada penelitian di RSU Dr. Soetomo Surabaya dapat dipakai untuk menurunkan tekanan darah, penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.
Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion.





Dandang Gendis (Clinacanthus nutans Lindau)


Sinonim : Clinacanthus burmani Nees.

Familia : Achantaceae.

Uraian :
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat. Bagian yang Digunakan Daun.

Nama Lokal :
Nama daerah: Ki tajam (sunda), Gendis (jawa)
Nama asing: -
Nama simplisia: Clinacanthi nutans Folium; Daun Dandang Gendis.


Sifat Khas: Rasa pahit, bau aromatis.

Pemanfaatan :
·         Menormalkan gula darah
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan. Kemudian masukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin, dapat langsung diminum
·         Daya tahan tubuh
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan dan 10 gram daun meniran. Kedua bahan dimasukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin dapat langsung diminum. Anda juga dapat menambahkan ramuan tersebut dengan madu secukupnya.
·         Minuman sehat
Ambil secukupnya ekstrak (daun yang telah dikeringkan) dandang gendis, kemudian campur dengan air panas seperti membuat teh. Tambahkan sedikit gula batu atau madu sebagai pemanis.

Tanaman Pakis Haji


Pakis haji atau sikas (Cycas)

Familia : Cycadaceae
Uraian :
Pakis haji (aji) atau populer juga dengan nama sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga pakishaji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam suku pakishaji-pakis hajian (Cycadaceae). Masyarakat awam di Indonesia mengenal pakis haji dari beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupai palem, yaitu C. rumphii, C. javana, serta C. revoluta (sikas jepang).

Pemanfaatan :
Kegunaan Pakis pada kelapa sawit adalah dapat membantu untuk melembabkan tanah dan mencegah tumbuhnya rumput yang berbahaya. Tetapi banyak sekali petani yang menganggap remeh pertumbuhan pakis ini, padahal jika dikembangbiakkan dengan bagus, pakis dapat berkhasiat sebagai obat dan bermanfaat sebagai sayur. Daun pakis juga tidak mengenal musim, oleh sebab itulah pakis dapat dipanen setiap saat.




















Tanaman Terong Mandras


Terong Mandras (Cyphomandra botacea)


Sinonim : Cyphomandra crassfolia Machbride
Famillia : Solanaceae

Nama Lokal :
Nama daerah: Terong belanda (Sumatera/melayu), Terong menen (sunda), terong mandras (Jawa Tengah)

Uraian :
Pohon terong mandras ± 3 m. Ciri-ciri buah terong mandras adalah buni, bulat telur, ujung meruncing, masih muda berwarna hijau dan tua berwarna merah kecoklatan.

Pemanfaatan :
Buah Cyphomandra botacea berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi dan penyegar badan. Untuk obat tekanan darah tinggi, dipakai ± 3 buah Cyphomandra botacea yang sudah masak, dikupas untuk sekali makan.
Kandungan kimia buah ini, mengandung afkaloid, flavonoida dan tannin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar