Minggu, 20 Oktober 2013

Makalah Archaebacteria



BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan penelitian selanjutnya diketahui bahwa organisame archaebateria memiliki sifat molekuler yang lebih mirip dengan eukariot. Pada tahun 1990 peneliti dari Universitas Illionis, Dr. carl Woese dan koleganya dapat membuktikan bahwa Archea memiliki perbedaan yang mendasar dengan bakteri eukaria. Sehingga dia memisahkan archaea ke dalam domain tersendiri yaitu archaea. Pemisahan ini berdasarkan pendekatan sekuen gen penyandi 16S rRNA yang bersifat universal bagi seluruh organisme. Atas dasar penelitiannya tersebut, Woese mengajukan bahwa kehidupan dibagi menjadi tiga domain, yaitu bacteria, eukaria, dan archaea (Weose et al, 1990).
Beberapa anggota archaea diketahui merupakan organisme penghuni lingkungan paling ekstrim di bumi. Diantaranya, hidup di dekat kantung-kantung gas di dasar laut, sementara lainnya berada pada sumber mata air panas atau bahkan pada air dengan kadar garam/asam yang sangat tinggi. Beberapa archaea juga ditemukan pada saluran pencernaan sapi, rayap. Mereka juga dapat hidup pada lumpur di dasar laut tanpa oksigen sekalipun. Namun, saat ini telah ditemukan beberapa archaea yang juga hidup pada kondisi normal seperti bakteri kebanyakan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Archaebacteria?
2.      Bagaimana ciri-ciri dari Archaebacteria?
3.      Bagaimana klasifikasi Archaebacteria?
4.      Bagaimana peranan Archaebacteria dalam kehidupan?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian Archaebacteria.
2.      Mengetahui ciri-ciri dari Archaebacteria.
3.      Mengetahui klasifikasi Archaebacteria.
4.      Mengetahui peranan Archaebacteria dalam kehidupan.







BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Archaebacteria
Arkea atau archaea (bahasa Yunani: αρχαία"yang tua"), juga disebut arkeobakteri, merupakan satu divisi organisme hidup yang utama. Meskipun filogeni yang tepat masih tidak dapat dipastikan untuk kumpulan-kumpulan ini, Arkea, Eukariota, dan Bakteria merupakan kelas yang termasuk sistem tiga domain. Sama dengan bakteria, Arkea merupakan organisme yang tidak memiliki nukleus, oleh sebab itu, Arkea termasuk Prokariota. Awalnya, termasuk dalam kerajaan Monera. Arkea berhabitat di lingkungan kotor, tetapi ditemukan bahwa arkea terdapat di setiap tempat.
Pokok filogenetik berdasarkan data rRNA yang menunjukkan pemisahan bakteria, arkea, dan eukariota.
Arkea ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox berdasarkan pemisahan dari prokariot yang lain dalam pohon filogentik rRNA 16S. Awalnya, kedua kumpulan ini adalah Arkeabakteria dan Eubakteria, dan dibagi dalam kingdom atau subkingdom yang diistilahkan oleh Woses dan Fox sebagai Urkingdom. Woese berpendapat bahawa Arkea pada dasarnya merupakan satu cabang hidupan yang berlainan. Ia kemudian memberi nama Arkea dan Bakteria untuk memperkuat pendapatnya, dan berpendapat bahwa Arkea merupakan bagian dari tiga domain.
Istilah biologi, Arkea, harus tidak dikelirukan dengan frasa geologi, eon Arkean, yang juga dikenal sebagai Era Arkeozoik. Istilah kedua ini merujuk kepada zaman primordium dalam sejarah bumi ketika Arkea dan Bakteria merupakan organisme bersel yang tunggal di bumi. Fosil-fosil ini kemungkinan merupakan fosil mikroba yang berasal dari 3,8 juta tahun yang lalu.

B.     Ciri-ciri Archaebacteria
Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Sel bersifat prokaryotik.
2.      Lipida pada membran sel bercabang.
3.      Tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan lisosom.
4.      Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi, dan asam.
5.      Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m.
6.      Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Archaebacteria berukuran dari 0,1 um sampai 15 um, dan ada beberapa Archaebacteria yang berbentuk filamen mencapai panjang 200 m. Bentuk Archaebacteria bervariasi, seperti berbentuk bola, batang, spiral, cuping, dan empat persegi panjang. Bentuk-bentuk yang berbeda ini menunjukkan perbedaan tipe metabolismenya.
Pada prinsipnya habitat Archaebacteria di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas tinggi dan asam. Tetapi biasanya Archaebacteria dikelompokkan berdasarkan habitatnya, yaitu:
1.      Halophiles, yaitu lingkungan yang berkadar garam tinggi.
2.      Methanogens, yaitu lingkungan yang memproduksi methan. Ini dapat ditemukan pada usus binatang.
3.      Thermophiles, yaitu lingkungan yang mempunyai suhu tinggi.
Dalam contoh konkrit kalian dapat menemukan Archaebacteria di gletser, asap hitam, tanah rawa, kotoran, air laut, tanah dan saluran pencernaan makanan pada binatang seperti ruminansia, dan rayap.
Terdapat juga pada saluran pencernaan makanan pada manusia. Walaupun demikian, Archaebacteria biasanya tidak berbahaya bagi organisme lainnya dan tidak satu pun dikenal sebagai penyebab penyakit.

C.    Klasifikasi Protista
Arkhaebakteria banyak  ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
1.            Metanogen
Kelompok Archaebacteria ini bersifat anaerobik dan kemosintetik. Bakteri ini memperoleh makanan dengan mereduksi CO2 menggunakan H2 menjadi metana (CH4). Hidup di rawa-rawa dan danau yang kekurangan oksigen karena konsumsi mikroorganisme lain.
  4H2  +  CO2  ―→ CH4  + 2H2O
Metanogenik juga berperan dalam pembusukan sampah dan kotoran ternak. Metanogenik merupakan bakteri utama dalam pembentukan biogas atau gas metana. Beberapa bakteri metanogenik bersimbiosis dalam rumen herbivora dan hewan pengonsumsi selulosa lainnya.
Contoh :
·         Lachnospira multiparus, organisme ini mampu menyederhanakan pektin
·         Ruminococcus albus, organisme ini mampu menghidrolisis selulosa
·         Succumonas amylotica, memiliki kemampuan menguraikan amilum.
·         Methanococcus janashii, penghasil gas methane

2.            Halofilik
Bakteri Halofilik (halo : garam, philis: suka) ini hidup pada lingkungan dengan kadar garam tinggi dan sebagian memerlukan kadar garam 10 kali lebih tinggi daripada air laut untuk dapat hidup. seperti di danau Great Salt (danau garam), Laut Mati, atau di dalam makanan yang bergaram. Beberapa bakteri halofilik dapat berfotosintesis dan memiliki zat warna yang disebut bacteriorodhopsin
3.            Termofilik
Sesuai dengan namanya (thermo: panas, philis: suka), Archaebacteria ini hidup di tempat dengan suhu 60°C hingga 80°C. Beberapa bakteri termofilik mampu mengoksidasi sulfur, seperti Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur. Bahkan, beberapa spesies mampu dengan suhu 105°C
Menurut Woese, Kandler dan Wheelis, 1990, Archaebacteria dibagi menjadi beberapa phylum, yaitu:
  1. Phylum Grenarchaeota
  2. Phylum Euryarchaeota
  3. Halobacteria
  4. Methanococci
  5. Methanophyri
  6. Archaeoglobi
  7. Thermococci
  8. Thermoplasmata
  9. Phylum Korarchaeota
  10. Phylum Nanoarchaeota

D.    Peranan Protista
Arkae juga mempunyai peranan dalam kehidupan, diantaranya:
a.       Menggunakan reaksi kimia yang digunakan untuk membuat materi organic dan reaksi kimai lainnya (umumnya menghasilkan gas metan dan sulfur dioksida).
b.      Mengubah karbon dioksida dan hydrogen menjadi metan.
c.       Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biogas.
d.      Mampu mengoksida sulfur.
e.       Bakteri metanogen yang ada di Ruminansia (pemamah biak) dapat mencegah pectin (lachnospira multipharus), memecah amilum (succinomonas amylolytica), dan memecah selulosa (ruminococcus albus).















BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam kingdom, Archaebacteria termasuk dalam satu kingdom tersendiri. Yang termasuk Archaebacteria, yaitu bakteri yang hidup di sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi, di tempat yang panas dan asam.
Archaebacteria termasuk kelompok prokariotik. Pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga kelompok dari Archaebacteria, yaitu methanogens, halophiles, dan thermophiles. Peranan archae dalm kehidupan adalh pegubah karbondioksida dan hydrogen menjadi metan, yang digunakan sebagai biogas.


















DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. (2013). Arkea, [Online]. Tersedia:  http://id.wikipedia.org/wiki/Arkea. [30 September 2013]
Autis, Incos (2010). Klasifikasi ArchaeBacteria, [Online]. Tersedia: http://incostig. blogspot.com/2010/11/klasifikasi-archaebacteria.html. [30 September 2013]
Maulana, putri. (2012). Archaebacteria (Archaea): Penegertian, Ciri-ciri, struktur Sel, dan Contoh, [Online]. Tersedia: http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/ archaebacteria-archaea-pengertian-ciri-struktur-sel-contoh.html. [30 September 2013]
Purnomo, Sigit. (2012). Archaebacteria dan Eubacteria, [Online]. Tersedia: http:// zonemakalah.blogspot.com/2012/02/archaebacteria-dan-eubacteria.html. [30 September 2013]
Zona Pelajar. (2013). Ciri-Ciri, Bentuk dan Jenis Archaebacteria, [Online]. Tersedia: http://www.zonapelajar.com/2013/06/ciri-ciri-archaebacteria-bentuk-dan.html. [30 September 2013]

Sativa, Gita. (2010). Archaebacteria, [Online]. Tersedia: http://id.scribd.com/doc/26659777/ archaebacteria. [30 September 2013]



1 komentar:

  1. Terima kasih sudah menulis sumbernya, tpi mohon perbaiki link yg salah, :) :)

    BalasHapus