Minggu, 06 Oktober 2013

Makalah Keju



BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memakan keju baik secara langsung maupun dengan makanan lain. Keju merupaka makanan yang terbuat dari susu yang dibuat dalam bentuk berbeda. Keju itu sendiri sering kita jumpai diberbagi tempat dengan berbagi jenis dan bentuk. Banyak penduduk Indonesia yang menyukai keju karena rasanya yang unik, walaupun demikian  kebanyakkan dari mereka belum tahu cara pembuatan keju yang kaya akan gizi ini.
1.2  Rumusan Masalah
2.      Bagaimana sejarah keju terjadi?
3.      Apa manfaat dari keju?
4.      Apa saja kandungan/nilai gizi keju?
5.      Bagaimana cara pembuatan keju?

1.3  Tujuan
2.      Mengetahui sejarah keju.
3.      Mengetahui manfaat keju.
4.      Mengetahui kandungan/nilai gizi keju.
5.      Mengetahui cara pembuatan keju.












BAB II PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Keju
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal.
Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab.
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi. Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan, dan itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan. Sebuah legenda yang menceritakan bahwa beberapa pemburu yang membunuh seekor anak sapi, kemudian membuka perutnya dan menemukan sesuatu berwarna putih yang memiliki rasa yang enak. Adanya enzim rennet di dalam perut sapi menyebabkan susunya menjadi kental, sehingga menjadi apa yang kita sebut keju saat ini. Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab. Pengembara tersebut melakukan perjalanan di padang gurun mengendarai kuda dengan membawa susu di pelananya. Setelah beberapa lama, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan gumpalan-gumpalan putih. Karena pelana penyimpan susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung rennet, maka kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu menjadi keju, dan setelah itu orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk membuat keju.

a.       Yunani dan Romawi kuno

Mitologi Yunani Kuno menyebutkan Aristaeus sebagai penemu keju. Odyssey tulisan Homer (800 SM) mengatakan bahwa Cyclops membuat keju dengan menggunakan dan menyimpan susu domba dan kambing. Keju dari susu kambing merupakan komoditas yang penting di Yunani, dan mereka percaya bahwa keju dapat membuat perwira lebih kuat dan sebagai perangsang nafsu birahi. Hippocrates menggunakan keju untuk mengatasi peradangan, dan keju juga merupakan persembahan bagi dewa-dewa.

Kebudayaan Romawi adalah yang kemudian mengembangkan berbagai jenis keju yang kita ketahui sekarang. Bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan proses pematangan dan penyimpanan keju. Mereka mengerti dampak teknik pematangan yang berbeda terhadap rasa dan karakter keju tertentu. Bangsa Romawi membawa keju dan seni pembuatannya ketika mereka menaklukkan Gaul, yang kita ketahui sekarang sebagai Perancis dan Inggris, yang disambut dengan sangat baik. Rumah-rumah besar pada zaman Romawi memiliki dapur keju yang terpisah yang disebut caseale dan suatu area khusus dimana keju bisa dimatangkan. Pliny pada tahun 77 M menulis bukuHistoria Naturalis yang menyebutkan tentang Cantal yaitu keju dari susu sapi yang dinamakan berdasarkan Pegunungan Cantal di Auvergne. Keju ini dibuat dengan cara memasukkan dadih ke dalam formage yaitu sebuah silinder kayu. Ini kemungkinan merupakan asal mula dari kata keju dalam bahasa Perancis dan bahasa Italia, fromage danformaggio.

b.      Eropa zaman pertengahan

Kekaisaran Romawi menyebarkan teknik pembuatan keju yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan pembuatan keju ke daerah yang belum mengetahuinya. Kejatuhan Kekaisaran Romawi menjadikan variasi pembuatan keju di Eropa semakin banyak, dengan daerah-daerah tertentu mengembangkan teknik pembuatan keju yang berbeda-beda.Namun, kemajuan seni pembuatan keju mulai menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma. Banyak keju yang dikenal pada masa kini pertama kali didokumentasikan padazaman Pertengahan atau setelahnya, misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan pada 1597, keju Gouda pada 1697, dan keju Camembert pada 1791.

Pada masa pemerintahan Charles Agung, para biarawan dan biarawati memegang peranan penting dalam produksi keju dan variasinya. Banyak resep yang ditulis oleh para biarawan walaupun tidak dapat dipastikan apakah resep tersebut ditulis sendiri atau disalin dari penduduk lokal. Karena pekerjaan para biarawan dan biarawati, maka orang-orang tidak perlu kelaparan di musim dingin ketika susu sulit didapat.

c.       Keju di zaman modern

Di abad ke 19, Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan bahwa proses pematangan keju diarahkan oleh mikroorganisme. Setelah itu, semakin banyak pula riset yang dilakukan berhubungan dengan keju dan proses pembuatannya. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang keju baik dari segi biologis maupun kimiawi, proses pembuatan keju pun menjadi umum di masyarakat. Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil maupun peternakan-peternakan berlomba-lomba memproduksi keju mereka sendiri.
Pabrik pertama yang memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss, tetapi di Amerika Serikatlah produksi keju skala besar pertama kali sukses. Saat ini, diperkirakan ada lebih dari 400 jenis keju di dunia. Pada masa Perang Dunia II, keju buatan pabrik semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara tradisional. Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju terbesar di Amerika dan Eropa.
A.     Macam-Macam Keju
a.       Berdasarkan tekstur
*        Keju keras
Maksimum kadar air pada keju tipe ini adalah 56%, semakin sedikit kadar air dalam keju maka keju akan semakin keras. Walaupun begitu, tidak semua keju tipe ini memiliki tekstur yang keras, sebagai contoh keju Edam lebih lunak dari keju Parmesan dan bisa dengan mudah diiris sedangkan Parmesan harus diparut. Keju keras umumnya menjadi matang dalam tiga bulan, namun proses pematangan dapat berlangsung hingga satu tahun dan membuat keju kehilangan lebih banyak air dan menjadi lebih keras.
*         Keju iris
Maksimum kadar air pada keju iris berkisar antara 54-63% dan karenanya menjadi matang lebih cepat dan lebih mudah diiris dibandingkan keju keras
*         Keju iris semi keras
Kadar air pada keju jenis ini berkisar antara 61-69%, dan sebagian besar keju ini diproduksi dengan krim rendah kalori.Lama pematangan pada keju-keju tipe ini berbeda-beda, sebagai contoh keju iris semi keras adalah Roquefort, Tetilla, dan Weisslacker.
*         Keju lunak
Keju lunak memiliki kadar air lebih dari 67%. Karena banyaknya air pada keju ini, maka kadar lemak yang terdapat pada keju ini pun lebih rendah dibandingkan dengan keju yang lebih keras.
b.      Berdasarkan proses pematangan
*        Bakteri yang dimatangkan dari dalam
Contoh keju dari kelompok ini adalah Cheddar, keju Gouda, dan Parmesan. Keju-keju dalam kategori ini menjadi lebih keras ketika matang. Kematangannya akan terjadi seragam di seluruh bagian luar keju.
*         Keju yang dicuci kulitnya
Contoh keju dari kelompok ini adalah Limburger dan Liederkranz. Keju-keju ini secara periodik dicuci bagian permukaannya dengan air asin pada tahap pertama pematangan. Keju tipe ini memiliki kulit yang berwarna oranye atau kemerah-merahan. Biasanya, keju ini akan menjadi lebih lunak ketika matang dan memiliki aroma yang tajam.
*         Keju bercoreng biru
Contoh keju dari kelompok ini adalah Roquefort dan Stilton. Keju-keju ini mengandung biakan kapang atau jamur yang menyebar ke seluruh bagian dalam keju.
*         Keju berlapis kapang
Contoh keju dari kelompok ini adalah Brie, Camembert, dan St. Andre. Keju-keju jenis ini memiliki lapisan kulit yang berbulu akibat kapang. Lapisan tersebut berwarna putih ketika keju masih muda tetapi dapat menjadi lebih gelap atau coreng-coreng ketika keju mengalami proses pematangan.
*         Keju yang tidak dimatangkan
Contoh keju dari kelompok ini adalah cottage cheese, keju krim, dan baker's cheese. Keju jenis ini tidak mengalami proses pematangan.
c.       Berdasarkan kulit
*         Keju berkulit keras
Ciri-ciri dari keju ini adalah bentuknya yang besar, memerlukan waktu lebih lama untuk matang, dan melalui proses penekanan untuk menghilangkan kelembaban. Contoh keju jenis ini adalah Raclette, Gruyere, dan Gouda.
*         Keju yang tertutup dengan bulu halus
Keju jenis ini kulitnya halus dan berbulu Contoh keju jenis ini adalah Brie.
*         Keju berkulit alami
Bagian dalam dari keju ini memiliki tekstur yang lembut dan kulitnya berwarna abu-abu atau biru yang berubah-ubah ketika keju mulai menua. Contoh keju tipe ini antara lain Sainte Maure dan Pouligny St. Pierre.
*         Keju yang kulitnya dicuci dengan air asin
Keju-keju kategori ini dimandikan di dalam air asin ketika matang. Contohnya adalah keju Munster dan Feta.
*         Keju biru
Keju biru memiliki coreng-coreng yang berwarna biru atau hijau. Warna tersebut didapat dari membiakkan bakteri pada keju. Contoh keju biru adalah Stilton, Roquefort dan Gorgonzola.
*         Keju segar
Ciri-ciri dari keju segar adalah tidak memiliki kulit, memiliki kandungan air yang tinggi dan tidak melalui proses pematangan. Contohnya antara lain adalah Demi-sel,Ricotta dan Mascarpone.
d.      Berdasarkan jenis susu yang digunakan
*         Keju dari susu kambing
Banyak orang yang lebih memilih untuk menggunakan susu kambing karena kandungan lemak dan laktosa yang rendah dan mengandung banyak nutrisi.
*         Keju dari susu domba atau biri-biri
Karena pada umumnya domba menghasilkan susu yang lebih sedikit dibandingkan sapi dan kambing maka keju jenis ini pun sulit ditemukan dan lebih mahal harganya.
*         Keju dari susu campuran
Keju tipe ini dibuat dari kombinasi dua jenis susu atau lebih.
*         Keju dari susu mentah
Banyak yang berpendapat bahwa proses pasteurasi dapat menghilangkan rasa keju sehingga mereka menggunakan susu mentah.
B.     Peranan Mikroorganisme Pembuatan Keju
Susu memiliki reputasi yang baik sebagai makanan yang sangat bergizi. Sayangnya, kandungan gizi yang tinggi tidak hanya menarik bagi manusia. Jika dibiarkan untuk waktu yang lama, nutrisi yang ada di dalam susu memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh sehingga menyebabkan susu tidak layak untuk konsumsi manusia. Pada zaman kuno, cara utama untuk mengawetkan susu adalah untuk mengubahnya menjadi keju.
Para sejarawan percaya bahwa keju menjadi bagian dari diet manusia sekitar 800 tahun yang lalu, sehingga merupakan makanan yang pertama difermentasi. Kemungkinan dihasilkan secara tidak sengaja melalui praktek membawa susu dalam kantong yang terbuat dari perut hewan. Enzim dalam cairan pencernaan dari perut dan bakteri dalam susu bekerja sama untuk membentuk dadih (curd) dan kemudian keju mentah.Menurut FDA, keju adalah produk yang dibuat dengan cara mengkoagulasikan kasein susu, susu krim atau susu yang kaya dengan krim.
Koagulasi dapat dilakukan dengan koagulasi garam, asam atau enzim, pemekatan atau kombinasinya (Zubaidah, 1998). Setelah dikoagulasi, curd (padatan yang sebagian besar kandungannya protein) yang dihasilkan diperam, ada juga jenis keju yang tidak melalui pemeraman (Anonymous, 2003).
Jenis keju yang dihasilkan tergantung dari bermacam-macam faktor. Menurut Kordylas (1991), faktor penting dalam pembuatan keju adalah kandungan air dan pemeraman. Berdasarkan pada kandungan airnya keju dibagi dua kelas yaitu keju lunak yang mengandung 40-75% air yang mudah busuk dan keju keras yang mengandung 30-40 % air yang dapat disimpan beberapa tahun di bawah kondisi penyimpanan yang baik
Keju merupakan salah satu bahan pangan dengan daya simpan yang baik dan kaya akan protein, lemak, kalsium, fosfor, riboflavin dan vitamin-vitamin lain dalam bentuk pekat (Daulay, 1991).
C.     Proses Fermentasi Keju
Keju dadih sejati adalah massa susu fermentasi yang dipadatkan. Susu biasanya dari sapi, namun susu kambing dan susu domba juga digunakan sebagai bahan baku keju. Fermentasi dilakukan oleh bakteri yang menghasilkan laktat dengan fermentasi laktosa (gula susu). Laktat menghambat pertumbuhan organisme lain yang akan merusak makanan atau menyebabkan penyakit. Dalam pembuatan keju, pada perlakuan awal, 2 spesies yang paling umum digunakan bakteri Lactobacillus casei dan Streptococcus lactis. Pembuatan keju modern menggunakan susu bebas bakteri yang kultur bakteri murni ditambahkan sehingga populasi bakteri dalam keju mudah diprediksi dan aman untuk dimakan.
Proses mengental selama pembuatan keju yang terjadi dalam kondisi asam disebabkan oleh (asam laktat) laktat yang diekskresikan oleh bakteri. Selama waktu pematangan keju, bakteri dalam dadih (curd) mati dan dicerna oleh enzim mereka sendiri (suatu proses yang disebut dengan otolisis). Ini mengeluarkan zat yang rasa keju. Bakteri yang menghasilkan asam propionat bertanggung jawab atas rasa khas tersebut, dan karbon dioksida bertanggung jawab atas ‘lubang-lubang’ yang terdapat pada keju.
2.2  Manfaat Keju
Jika anda menyukai dan mengkonsumsi keju setiap hari anda adalah orang yang beruntung. Karena selain rasanya yang enak, keju juga sangat bermanfaat bagi kesehatan anda. Keju yang berbahan dasar susu secara umum memiliki kandungan seperi susu, tetapi ada beberapa kandungan lain yang dimiliki keju. Bagi anda yang belum mengetahui apa saja manfaat keju, berikut adalah manfaat keju bagi kesehatan tubuh :
1.      Keju kaya akan vitamin A
Tahukah anda bahwa keju mengandung banyak vitamin A yang sangat baik bagi kesehatan mata anda. Selain itu, vitamin A yang terkandung dalam keju membantu menjaga kesehatan kulit dan perlindungan dari infeksi. 
2.      Keju kaya akan kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Keju yang mengandung kalsium yang cukup tinggi, sehingga baik bila dikonsumsi anak-anak, misalnya untuk membantu pertumbuhan gigi dan tulang serta membekukan darah pada luka sehingga luka cepat kering. 
3.      Keju kaya akan protein
Keju juga mengandung protein yang cukup tinggi, bahkan jika anda mengkonsumsi keju jenis cottage sebanyak 100 gram maka akan mampu mencukupi 25% dari kebutuhan protein anda. Selain itu keju juga mengandung asam amino yang lengkap, misalnya jenis BCAAs (isoleucine, leucine, dan valine) sehingga berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme sel-sel tubuh, dan tulang.
4.      Keju membuat tidur lebih nyenyak
Mengkonsumsi keju yang cukup akan membuat kualitas tidur anda menjadi lebih baik karena keju mengandung triptofan. Triptofan terbukti mampu mengurangi stres dan stabilisasi syaraf otak dan membantu anda berhenti mengkhawatirkan hal-hal aneh. Ini berarti bahwa jika anda mengkonsumsi keju sebelum tidur maka akan membuat anda lebih mudah tertidur dan menghilangkan pikiran-pikiran aneh penyebab susah tidur.
5.      Keju kaya akan vitamin B2, B6, dan B12
Vitamin B2 yang terkandung dalam keju mempunyai peranan penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Jadi mengkonsumsi keju dapat membantu menjaga kesehatan anda dengan cara memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Keju juga mengandung vitamin B6 yang terkandung dalam keju membantu metabolisme asam amino dan lemak, serta menjaga kesehatan kulit dan sistem syaraf. Sedangkan B12 (kobalamin) dalam keju adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem syaraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin B12 mampu membantu pematangan sel-sel darah merah, membantu sintesa DNA dan menjaga fungsi syaraf.
Walaupun keju merupakan makanan yang sehat untuk tubuh, keju juga memiliki dampak negatif jika di konsumsi secara berlebihan.
1.      Keju dapat menurunkan kesuburan pria
Para ilmuwan dari Harvard menemukan bahwa pria yang mengkonsumsi tiga iris keju per hari mempunyai kualitas sperma yang lebih buruk dibandingkan yang lain. Mereka meyakini bahwa hormon wanita yang terbentuk secara natural dari susu kemungkinan juga mengganggu kemampuan pria untuk bereproduksi.
2.      Keju picu kanker kandung kemih
Seperti dikutip dari laman Times of India, sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi keju berlebih setiap hari berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, bisa meningkatkan risiko kanker kandung kemih.
3.      Sakit lambung
Dokter ahli gastroenterology Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menyebut bahwa keju punya dampak kurang bagus. Keju selain mengandung kolesterol juga dapat memperlambat pengosongan lambung yang dapat mengakibatkan asam lambung meningkat dan menyebabkan sakit di lambung.


2.3  Nilai Gizi Keju
Keju merupakan makanan yang penuh dengan nutrisi. Keju memiliki banyak elemen yang sama dengan susu, yaitu protein, lemak,kalsium dan vitamin. Satu pon keju memiliki protein dan lemak yang sama jumlahnya dengan satu galon susu. Keju dengan tingkat kelembaban yang tinggi memiliki konsentrasi nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan keju yang tingkat kelembabannya rendah.

1.      Lemak

Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki kandungan lemak hingga 12%. Sedangkan kandungan lemak pada keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.

2.      Protein

Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah menjadi oligopeptide danasam amino.  Proses ini berpengaruh terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.

3.      Mineral

Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung sekitar 200ml kalsium. Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan asam.  Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses pembuatannya.

4.      Vitamin

Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12, biotin, asam pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih.

5.      Laktosa

Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosadan penderita diabetes.






BAB III METODE

3.1  Alat dan Bahan
·        Alat :
1. Gelas                            1 buah
2. Panci                            1 buah
3. Sendok                         2 buah
4. Serbet bersih                1 lembar
5. Plastik bening               1 lembar
6. Karet gelang                 1 buah
·        Bahan :   
1. Susu cair                    1 Liter
2. Cuka makan               4 sdm
3. Garam                         secukupnya

3.2  Cara Kerja
4.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
5.       Menuang susu ke dalam panci, dipanaskan dengan api kecil sambil terus diaduk,
6.      Menambah cuka ketika susu mendidih, aduk terus hingga susu menjadi gumpalan halus,
7.      Menyaring susu dengan serbet, kemudian menambahkan garam secukupnya,
8.      Memasukkan susu ke dalam gelas lalu ditutup dengan plastik, memasukkan ke dalam lemari es,
9.      Menunggu hingga keju jadi selama kurang lebih 1 hari,
10.  Membuat laporan praktikum.


















BAB IV PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa Keju merupakan makanan yang terbuat dari susu yang dibuat dalam bentuk berbeda. Manfaat keju sangat baik untuk kesehatan tubuh. Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan.

4.2  Saran Dan Kritik
Meskipun keju sangat baik bagi kesehatan manusia, namun jangan sampai anda mengkonsumsi keju terlalu banyak, karena bagaimanapun segala sesuatu yang berlebihan tidak akan baik bagi tubuh. Oleh karena itu anda harus seimbang dalam mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.
















DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar