BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi
mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme
yang punah maupun
yang hidup. Klasifikasi
modern berakar pada sistem Carolus
Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut kesamaan sifat fisik yang dimiliki.
Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus
Linnaeus untuk menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang
diturunkan dari Darwin.
Belakangan, sistem Kingdom
sempat dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru yang menambah urutan dan
memiliki lebih sedikit jenis, yaitu Domain. Ada tiga jenis Domain, yaitu: Archaea (dari Archaebacteria), Bacteria (dari Eubacteria), Eukariota (termasuk fungi, hewan, tumbuhan,
dan protista).
Kingdom Protista adalah
kingdom yang anggotaanya sangat beragam mencakup semua makhluk hidup eukariotik
(intinya mempunyai selaput/membran inti) yang sebagian besar bersel satu
(uniseluler) sampai bersel banyak (multiseluler) yang sederhana/belum ada
diferensiasi sel.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan protista?
2. Bagaimana klasifikasi protista?
3. Bagaimana peranan protista dalam
kehidupan?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pariwisata.
2. Mengetahui manfaat pariwisata dari berbagai
aspek.
3. Mengetahui peranan protista dalam
kehidupan.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Protista
Protista adalah mikroorganisme
eukariota
yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka
pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama protista, namun sekarang tidak
dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau,
jika membentuk koloni,
bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda.
Dari sudut pandang
taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik.
Organisme dalam protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang
mudah—baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki
jaringan. Protista hidup di hampir semua
lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik
dan produsen primer vital
dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton.
Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa,
adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.
B.
Klasifikasi Protista
Sejarah
protista dimulai pada tahun 1830an, protista pertama kali diusulkan untuk
dipisah dari makhluk hidup lain, oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss
yang memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata
dan Coral. Pada tahun
1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua hewan bersel satu
seperti Foraminifera
dan Amoeba.
Awal
1860an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali
diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap
protista harus juga meliputi apa yang dia sebut dengan hewan dan tumbuhan
primitif bersel satu.
Dia mendefinisikan protoctista sebagai kingdom keempat setelah tumbuhan, hewan,
dan mineral. Kemudian kingdom mineral dibuang oleh Ernst Haeckel,
tersisa tumbuhan, hewan, dan protista.
Tahun
1938, Herbert Copeland
menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya, "Protoctista" secara
harfiah berarti "makhluk hidup pertama". Dia menyanggah istilah
Haeckel protista karena meliputi mikroba tak berinti sel seperti Bakteri,
sementara istilah protoctista tidak meliputinya. Sebaliknya, protoctista
meliputi eukariota
berinti sel
seperti diatom,
alga hijau
dan fungi.
Perombakan besar oleh Copeland ini kemudian menjadi dasar dari klasifikasi
Whittaker yang hanya membagi Protoctista menjadi Protista dan Fungi. Kingdom Protista
ini kemudian berfungsi sebagai pembeda antara prokaryota
yang dimasukkan kingdom Monera, dan mikroorganisma eukariotik yang dimasukkan Protista
definisi Whittaker. Sistem lima kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di
akhir abad ke-20, karena ternyata protists dan monera tidak ada hubungannya
(bukan kelompok
monofiletik).
Tahun
2004, Cavalier-Smith menetapkan Sistem enam
kingdom berdasarkan molekuler, ultrastruktur, dan palaeontological.
Kingdom Protista adalah kingdom yang anggotaanya
sangat beragam mencakup semua makhluk hidup eukariotik (intinya mempunyai
selaput/membran inti) yang sebagian besar bersel satu (uniseluler) sampai
bersel banyak (multiseluler) yang sederhana/belum ada diferensiasi sel.
Berdasarkan cara memperoleh makanan, protista dikelompokkan
atas:
1.
Protista
autototrof, yaitu protista yang mempunyai klorofil sehingga dapat membuat
makanan sendiri melalui fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa
organik dari senyawa anorganik menggunakan energi cahaya. Contohnya : Alga/ganggang
2.
Protista
heterotrof, yaitu protista yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga
memerlukan makanan organik dari lingkungannya. dengan cara :
§ Fagositosis, yaitu proses memakan
makhluk hidup lain (misal: bakteri) dengan cara memasukkan makhluk hidup yang
dimakan tersebut ke dalam sel. Contohnya: Protozoa.
§ Protista saprofit dan parasit,
saprofit artinya mencerna makanan organik di luar sel dari sisa-sisa makhluk hidup
yang telah mati dan parasit artinya menyerap sari-sari makanan dari makhluk
hidup inangnya. Contoh: jamur.
Protista dikelompokkan menjadi tiga
kelompok besar :
1.
Protista
mirip hewan (protozoa)
Protozoa merupakan hewan bersel tunggal
(uniseluler). Protozoa bersifat
eukariotik/berinti sejati (inti dilindungi oleh membran inti) sehingga
substansi genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas
membran inti (caryotheca). Selnya
tidak memiliki dinding sel. namun jika lingkungan kurang baik dapat membentuk
lapisan pelindung yang tebal disebut kista/cysta
setelah lingkungan baik kista pecah. Ukurannya antara 3 – 1000 mikron merupakan
organisme mikroskopis bersifat heterotrof artinya makanan tergantung organisme
lain (fagosit, saprofit atau parasit).
Tempat hidup protozoa adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar
atau air laut. Bentuk tubuh protozoa
berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Protozoa memiliki alat gerak
bermacam-macam antara lain ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambak
(flagel). Pada umumnya protozoa
berkembangbiak dengan membelah diri / pembelahan biner.
Klasifikasi Protozoa berdasarkan alat geraknya. Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas dan agar mudah menghafal disingkat
RSCM (Rhizopoda, Sporozoa, Cilliata, Mastigophora).
§ Rhizopoda
memiliki ciri khusus yaitu alat geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodium). Kaki semu
merupakan penjuluran dari sebagian protoplasma. Geraknya disebut gerak amoeboid. Contoh: Entamoeba coli parasit di dalam usus besar manusia penyebab diare.
§ Mastigophora/Flagellata yang bergerak dengan flagella
(rambut cambuk). Contoh: Trypanosoma, Trichomonas.
2.
Protista
mirip tumbuhan (alga/ganggang)
Dalam
sistem 5 kingdom, alga bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom plantae.
Alga masuk dalam kingdom protista, karena mempunyai ciri-ciri tubuh tersusun
dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi membentuk jaringan
khusus. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya alga dibedakan manjadi 6 filum
yaitu:
§ Filum
Euglenophyta
Hidup
di air tawar, di dalam tanah dan tempat lembab. Mempunyai ciri-ciri mirip hewan
dan tumbuhan. Dianggap mirip hewan karena selnya tidak berdinding, bergerak
bebas dan berbintik mata. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil a, b dan
karotin untuk berfotosintesis. Contoh: Euglena
viridis
§ Filum
Alga Hijau (Chlorophyta)
Chlorophyta
umumnya hidup di air tawar (90%) dan di laut (10%). Pigmen memiliki klorofil a,
b, karotin dan xantofil, kloroplas mempunyai bentukseperti spiral, mangkuk,
lembaran, bola. Tubuh bersel satu seperti benang, lembaran dan seperti tumbuhan
tinggi. Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner, fragmentasi
benang/koloni, pembentukan zoospora dan generatif dengan cara konjugasi,
fertilisasi. Cara hidup dengan autotrof dan bersimbiosis dengan jamur membentuk
lumut kerak. Contoh: Chlorophyta (berperan
sebagai bahan obat-obatan, bahan makanan dan bahan kosmetik), Chlorococcum, Chlamydomonas, Hydrodiction,
Volvox globator, Spirogyra,
Oedogonium, Ulva lactuva, Chara.
§ Filum
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Terdiri
atas alga yang uniseluler atau multiseluler. Dibedakan dalam tiga kelas utama
yaitu:
-
Kelas alga hijau-kuning (xanthophyceae), contohnya: Vaucheria sp.
-
Kelas alga coklat-keemasan (chrysopyceae), contohnya: Ochromonas, Synura.
-
Kelas diatom (bacillariophyceae), contohnya: Navicula,
Pinnularia, Cyclofella.
§ Filum
Alga Api (Pyrrophyta)
Disebut
juga dinoflagellata, tubuhnya tersusun atas satu sel dan berdinding sel, dapat
bergerak aktif, habitat di laut bersifat fosforesensi (memancarkan cahaya) Sebelah
luarnya terdapat celah atau alur, masing-masing mengandung satu flagel. Pigmennya
klorofil dan coklat kekuning-kuningan, contohnya Peridium.
§ Filum
Alga Coklat (Phaeophyta)
Bentuknya
seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di
bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan. Pigmennya fikosantin,
klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin. Cadangan makanan
berupa lamirin yang disimpan dalam pirenoid, ruang antar sel pada dinding
selnya mengandung asam alginat (algin). Reproduksi vegetatif zoospora berflagel
dan fragmentasi, generatif dengan cara oogami atau isogami. Contohnya: Sargassum muticum (gulma laut), Fucus
serratus, Macrocystis pyrifera
(alga raksasa), Turbinaria decurrens.
§ Filum
Alga Kemerahan (Rhodophyta)
Habitat
sebagian besar di laut (rumput laut) dan sebagian kecil di air tawar. Pigmen
klorofil a, b dan fikoeritrin, karoten. Reproduksi vegetatif membentuk
tetraspora dan generatif dengan cara oogami. Contohnya : Carollina., Palmaria, Batrachospermum moniliforme, Gelidium (agar-agar),
Gracilaria, Euchema (kosmetik), Scinaia furcellata
Manfaat
alga bagi kehidupan manusia:
a.
Bibang perikanan (sebagai makanan ikan
yaitu fitoplankton dan zooplankton).
b.
Bidang pertanian (Rumput laut untuk
pupuk dipesisir).
c.
Ekosistem perairan (sebagai produsen
primer).
d.
Bidang industri (tanah diatom untuk
amplas, isolasi, bahan dasar kaca).
e.
Bahan dasar makanan: Gelidium (agar-agar), Chondrus (minuman coklat), alginat
(bahan campuran es krim), Porphyra
(makanan).
f.
Bahan obat-obatan (Chlorella).
3.
Protista
mirip jamur (jamur lendir/dan jamur air)
Protista mirip jamur tidak
dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda.
Reproduksi jamur protista mirip jamur/fungi, tetapi gerakan pada fase
vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran jamur
ini mirip ganggang. Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a.
Myxomycota (Jamur Lendir)
Habitat di hutan basah, batang kayu
yang membusuk, tanah lembab, kayu lapuk. Contoh jamur ini adalah Dictyostelium
discoideum. Fase hidupnya ada dua fase yaitu fase hewan (fase berbentuk plasmodium) dan fase tumbuhan
(fase plasmodium mengering membentuk tubuh-tubuh buah yang bertangkai).
Struktur tubuh vegetatif berbentuk
seperti lendir yang disebut plasmodium, yang merupakan massa sitoplasma berinti
banyak dan bergerak seperti amoeba istilahnya ameboid. Myxomycota memperoleh
makanan secara fagosit (memasukkan
makanan ke dalam sel dan makanan dicerna di dalam sel pada bagian yang
disebut vakuola makanan).
Pada fase vegetatif/plasmodium ini
dapat bereproduksi secara vegetatif dengan cara pembelahan biner
(satu plsmodium membelah menjadi dua plasmodium). Jika telah
dewasa plasmodium akan menuju tempat yang kering dan membentuk badan buah (fruiting bodies) selanjutnya badan
buah akan membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah
dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan
membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan
dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan jantan dan
betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa menjadi
plasmodium kembali.
b.
Oomycota (Jamur air)
Habitatnya di tempat yang
lembab/perairan. Jamur air mempunyai hifa yang tidak bersekat (senositik) dan
dinding selnya dari selulosa. Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk
zoospora yang memiliki dua flagel untuk berenang. Reproduksi generatif dengan
cara fertilisasi yang akan membentuk zigot yang tumbuh menjadi
oospora. Contohnya : Saprolegnia (parasit pada telur ikan), Phytophthora
(parasit pada tanaman kentang), Phytium (penyebab busuknya kecambah dan
busuk akar).
C.
Peranan Protista
Beberapa penyakit yang menyerang
tubuh manusia dan hewan mamalia sebagian disebabkan oleh protozoa parasit.
Contohnya:
1. Entamoeba
histolytica hidup di dalam liang usus
manusia, menyebabkan kerusakan jaringan pada usus dan diare.
2. Entamoeba
hartmani hidup di
dalam liang usus manusia, penyebab disentri tetapi efeknya tidak lebih parah
dari Entamoeba histolytica.
3. Entamoeba
gingivalis hidup di
dalam rongga mulut manusia, ada disela-sela gigi atau di leher gigi,
tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat patotenik akan tetapi dapat memperparah
terjadinya radang gusi.
4. Trypanosoma gambiense
menyebabkan penyakit tidur pada manusia (sleeping
sickness atau trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah manusia. Vektor
perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina tachionides.
5. Leishmaania donovani
menyebabkan penyakit kala azar pada manusia. Penderita biasanya demam
berkepanjangan, hati dan limfanya membesar, serta terjadinya ulcers atau luka pada ususnya.
Selain dapat merugikan bagi manusia,
protista juga dapat menguntungkan,antara lain sebagai berikut:
1. Chlorella (contoh alga hijau), digunakan untuk suplemen
makanan, obat-obatan, dan bahan kosmetik.
2. Porphyra (alga merah), digunakan sebagai suplemen makanan.
3. Rhodymenia palmata
(alga merah), digunakan sebagai sumber makanan.
4. Macrocrystas pyrifera,
menghasilkan iodin yaitu unsur yang dapat mencegah penyakit gondok.
5. Macrocystis (alga cokelat), digunakan sebagai makanan suplemen
untuk ternak karena kaya Na, P, N, Ca.
6. Gellidium; Gracilaria,
digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar.
7. Paramaecium
dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya pencemaran air oleh
zat organik.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Protista adalah mikroorganisme
eukariota
yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka
pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama protista, namun sekarang tidak
dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau,
jika membentuk koloni,
bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda.
Berdasarkan cara memperoleh makanan,
protista dikelompokkan menjadi protista autototrof dan protista heterotrof.
Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: Protista
mirip hewan (protozoa), protista
mirip tumbuhan (Alga), dan protista mirip jamur (Jamur lender/dan jamur air).
Peranan protista dalam kehidupan dapat merugikan dan dapat
pula bermanfaat untuk kehidupan. Salah satu contoh protista yang merugikan
adalah: Entamoeba
histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan kerusakan jaringan
pada usus dan diare. Sedangkan untuk contoh protista yang menguntungkan atau
bermanfaat adalah: Chlorella
(contoh alga hijau), digunakan untuk suplemen makanan, obat-obatan, dan bahan
kosmetik dan Porphyra (alga merah),
digunakan sebagai suplemen makanan
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.
(2013). Protista, [Online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Protista.
[26 September 2013]
Wikipedia.
(2013). Klasifikasi Ilmiah, [Online].
Tersedia: http://id.wikipedia.org/
wiki/Klasifikasi_ilmiah. [26 September 2013]
-.
(2007). Protista, [Online]. Tersedia: http://materi-pelajaran.blogspot.com/2007/
11/protista.html. [26 September 2013]
Utomo,
Galih. (2011). Kingdom Protista,
[Online]. Tersedia: http://mediabelajar
online.blogspot.com/2011/11/kingdom-protista.html. [26 September 2013]
Ekana,
Bambang. Dkk. (2009). Peranan Protista
Bagi Kehidupan, [Online]. Tersedia: http://educorolla3.blogspot.com/2009/05/peranan-protista-bagi-kehidupan-manusia.html.
[26 September 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar