Kamis, 05 Februari 2015

Makalah Sosiologi - Pengaruh Orang Tua Terhadap Prestasi Siswa


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan selalu bergerak secara dinamis dan berkembang dari masa kemasa yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan pada umumnya, salah satu ciri perkembangan adalah dengan adanya perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber bahan ajar dan sebagainya. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan prestasi?
2.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar?
3.      Apa yang dimaksud dengan peran orang tua?
4.      Bagaimanakah peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?
5.      Apa sajakah masalah yang dihadapi orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar?
6.      Bagaimanakah pemecahan masalahnya?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian prestasi.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
3.      Mengetahui pengertian peran orang tua.
4.      Mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
5.      Mengetahui masalah yang dihadapi orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.
6.      Mengetahui pemecahan masalahnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Prestasi
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi adalah hasil yang dicapai. Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, ditunjukkan dengan nilai tes (KBBI, 2008:895). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu  usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,2000).
Menurut Muhibbin Syah “Prestasi adalah tingkat keberhasilan  siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah  program (2010: 141)”. Sumadi Suryabrata  mengemukakan  bahwa “Prestasi belajar adalah nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar selama  masa tertentu (2007:297)”. Pendapat senada juga diungkapkan oleh  James P. Chaplin (2002: 5) bahwa “Prestasi belajar merupakan hasil  belajar yang telah dicapai atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru/dosen, lewat tes-tes yang dilakukan atau lewat  kombinasi  kedua  hal  tersebut”.  Hal  ini  misalnya  prestasi  belajar  mahasiswa selama  satu semester yang diukur dengan nilai beberapa  mata kuliah yang harus ditempuh selama satu semester tersebut, jika  mahasiswa  bisa  mengumpulkan  nilai  yang  tinggi  dalam  masing-masing mata kuliah dan mengumpulkan jumlah yang tinggi atau lebih  dari yang lain berarti mahasiswa tersebut mempunyai prestasi belajar  yang tinggi.
W.S  Winkel (2004: 162)  mengemukakan  bahwa  “Prestasi belajar adalah  suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapai”. Sejalan dengan pendapat tersebut Nana Sudjana (2006: 3)  mengemukakan  bahwa “Prestasi  belajar  merupakan  hasil-hasil belajar  yang  dicapai  oleh  siswa  dengan  kriteria-kriteria  tertentu”.  Sementara  Nasution  S. (2000: 162)  berpendapat  bahwa “Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”. Prestasi belajar  dikatakan  sempurna  apabila memenuhi  tiga  aspek  yakni: kognitif,  afektif, dan  psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang memuaskan jika seorang belum mampu memenuhi target ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa  prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa  dalam menerima, menolak, dan menilai  informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi  pelajaran  yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengala mi  proses belajar. Prestasi dapat diketahui apabila seseorang telah melalui  tahap evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan  tentang tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh oleh seseorang.
Muhibbin Syah  (2010: 149) berpendapat bahwa prestasi belajar pada  dasarnya  merupakan  hasil  belajar  atau  hasil  penilaian  yang menyeluruh, dengan meliputi:
1.      Prestasi belajar dalam bentuk kemampuan pengetahuan dan  pengertian. Hal  ini  juga  meliputi:  ingatan,  pemahaman,  penegasan, sintesis, analisis dan evaluasi.
2.      Prestasi belajar dalam bentuk keterampilan intelektual dan keterampilan sosial.
3.      Prestasi belajar dalam bentuk sikap atau nilai.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang pelajar/siswa yang mencakup aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang ditunjukkan dengan  nilai yang diberikan dosen setelah  melalui kegiatan belajar selama periode tertentu.
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri anak dan dapat pula berasal dari luar diri anak. Salah satu diantara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor orang tua yang dalam banyak hal menempati peranan yang cukup penting. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan tokoh yang penting di dalam kehidupan seorang anak. 
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang (anak/siswa) yang menurut beberapa pendapat : 
·         H.M. Alisuf Sabri mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yang secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 
1.      Faktor-faktor internal
Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.
2.      Faktor-faktor eksternal
Faktor lingkungan; faktor ini terbagi dua, yaitu pertama faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), letak sekolah, dan sebagainya. Kedua faktor lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.
Faktor instrumental, antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi belajar mengajar.
·         Sedangkan M. Dalyono berpendapat bahwa ada 2 faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar, yaitu : 
1.      Faktor internal 
a)      Kesehatan jasmani dan rohani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. 
b)      Intelegensi
Intelegensi pada umumnya diartikan dengan kecerdasan. Dalam proses belajar tingkat intelegensi siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa.
c)      Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan. Orang tua kadang-kadang tidak memperhatikan faktor bakat ini. Sering anak diarahkan sesuai dengan keinginan orang tuanya, bukan pada bakat anaknya. 
d)     Minat
Minat adalah suatu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulus perasaan senang pada individu. 
e)      Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif , dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. 
f)       Cara belajar 
Anak yang tidak setiap hari belajar, tetapi dibiarkan dulu menunggu saat hampir ulangan baru belajar, sehingga bahan-bahan pelajaran akan tertimbun sampai saat ulangan, tentu nilainya akan berbeda dengan anak yang dibiasakan belajar sedikit demi sedikit setiap hari secara teratur, meskipun hanya sebentar. 
2.      Faktor eksternal
Menurut pendapat M. Dalyono, faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah keluarga. Faktor ini mencakup ; cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga.
C.    Pengertian Perang Orang Tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. 
Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.Menurut Arifin (dalam Suhendi, Wahyu, 2000:41) keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama.Selanjutnya, Abu Ahmadi (dalam Suhendi, Wahyu, 2000: 44 -52), mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. 
D.    Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak didik, termasuk didalamnya prestasi belajar anak didik. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.

C. G. Salzmann (1744-1811), seorang penganut aliran philantropium, yang telah mengkritik dan mengecam pendidikan yang telah dilakukan oleh para orang tua waktu itu. Dalam karangannya, Kresbuchlein (buku Udang Karang) mengatakan, bahwa segala kesalahan anak-anak itu adalah akibat dari perbuatan pendidik-pendidiknya, terutama orang tua. Orang tua pada masa Salzmann dipandangnya sebagai penindas yang menyiksa anaknya dengan pukulan yang merugikan kesehatannya, dan menyakiti perasaan-perasaan kehormatannya. 
E.     Masalah yang Dihadapi Orang Tua Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Ada keluarga yang hubungan anak dan orang tua dekat sekali sehingga anak tidak mau lepas dari orang tuanya. Bahkan ke sekolah pun susah. Ia takut terjadi sesuatu dengan orang tuanya. Pada anak-­anak yang berasal dari hubungan keluarga demikian kadang-kadang mengakibatkan anak menjadi tergantung. 
1.      Sikap orang tua 
Hal ini tidak dapat dihindari, karena secara tidak langsung anak adalah gambaran dari orang tuanya. Jadi sikap orang tua menjadi contoh bagi anak. 



2.      Ekonomi keluarga 
Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan rumah tangga. Keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak kadang-kadang tidak dapat terlepas dari faktor ekonomi. Begitu pula faktor keberhasilan seseorang. 
Pada keluarga yang ekonominya kurang mungkin dapat menyebabkan anak kekurangan gizi, kebutuhan-kebutuhan anak mungkin tidak dapat terpenuhi. Selain itu ekonomi yang kurang menyebabkan suasana rumah menjadi muram dan gairah untuk belajar tidak ada. 
Tetapi hal ini tidak mutlak demikian. Kadang-kadang kesulitan ekonomi bisa menjadi pendorong anak untuk lebih berhasil, sebaliknya bukan berarti pula ekonomi yang berlebihan tidak akan menyebabkan kesulitan belajar. Pada ekonomi yang berlebihan anak mungkin akan selalu dipenuhi semua kebutuhannya, sehingga perhatian anak terhadap pelajaran-pelajaran sekolah akan berkurang karena anak terlalu banyak bersenang-senang, misalnya dengan permainan yang beraneka ragam atau pergi ke tempat-tempat hiburan dan lain-lain. 
3.      Suasana dalam keluarga
Suasana rumah juga berpengaruh dalam membantu belajar anak. Apabila suasana rumah itu selalu gaduh, tegang, sering ribut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi.
F.     Pemecahan Masalah
Orang tua memegang peranan yang amat penting untuk meningkatkan perkembangan dan prestasi anak. Tanpa dorongan dan motivasi orangtua, maka perkembangan prestasi belajar sang anak akan mengalami hambatan dan menurun. Pada umumnya ada diantara para orang tua yang kurang memahami betapa pentingnya peranan mereka dalam hal ini. Bila semakin sedikit perhatian orangtua terhadap prestasi belajar anak-anaknya maka semakin rendah pula prestasi yang akan dicapai sang anak dalam sekolahnya.
Tidak sedikit orangtua yang kurang memberikan dorongan atau perhatian terhadap prestasi belajar anaknya. Mungkin hal ini terjadi karena orangtua terlalu sibuk dengan segala urusan pekerjaan di kantor ataupun bisnisnya.
Ada banyak peranan orang tua yang dapat dikembangkan dalam upaya menopang prestasi belajar anaknya, antara lain:
1.      Menyediakan fasilitas belajar yang memadai
Fasilitas belajar dapat berupa meja belajar, tempat/kamar belajar, lampu belajar dan suasana belajar yang nyaman. Jika orang tua menginginkan anaknya betah belajar dan nyaman dalam belajar, maka fasilitas belajar yang nyaman harus disediakan. Bagaimana mungkin anak akan betah belajar jika ketika ia belajar suara keluarga lainnya tertawa gembira menonton acara televisi, meja belajar tidak ada serta lampu belajarpun menyakitkan/menyilaukan mata.
2.      Membelikan buku dan alat-alat tulis
Buku merupakan salah satu sumber belajar, dan masih banyak lagi sumber belajar selain buku. Semakin banyak sumber belajar yang dapat diakses oleh anak, semakin baik bagi anak untuk memperkaya pengetahuan anak. Kelemahan anak-anak didik kita saat ini adalah hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal masih banyak lagi sumber belajar lain seperti perpustakaan, majalah, koran, buku penunjang diluar buku sekolah, bahkan internet.
3.      Memberitahu bagaimana mengatur jadwal kegiatan belajar
Belajar di rumah merupakan kebiasaan yang perlu ditanamkan pada anak. Orang tua dapat membantu anak membuat jadwal belajar secara teratur dan terencana. Setelah jadwal tersusun, orangtua harus mengawasi dan mendampingi anaknya belajar serta menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan. Orang tua harus mengatur waktu anak untuk menonton televisi atau acara lainnya. Jangan biasakan anak belajar sambil menonton televisi, jika orang tua menginginkan prestasi belajar yang gemilang.
4.      Menandatangani buku PR
Sebagai wujud perhatian yang tepat, orang tua harus menandatangai buku PR anaknya. Dengan demikian, orangtua dapat mengetahui tingkat perkembangan kemampuan akademik anaknya dan perkembangan kemajuan belajar anaknya, sehingga dapat menentukan langkah-langkah tindakan yang tepat untuk kemajuan prestasi belajar anaknya.
5.      Memberitahu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam belajar
Ketika anak menghadapi kesulitan dalam hal belajar, orang tua dapat membantu memberitahukan langlah-langkah penyelesaiannya, atau berkonsultasi dengan guru di sekolah untuk mengatasi permasalahan belajar anaknya. Banyak anak gagal dalam belajar bukan karena kemampuan anak rendah, tetapi kebanyakan anak tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang tepat. Orangtua harus dapat mengetahui modalitas belajar yang dimiliki oleh anaknya, sehingga orangtua dapat mengarahkan cara belajar yang tepat untuk anaknya.
6.      Mengecek apakah anak sudah belajar/mengerjakan tugas-tugasnya
Sebagian besar anak-anak pelajar kita tidak belajar jika tidak ada PR. Jadi mereka belajar, jika ada PR. PR dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi peserta didik. Orang tua dapat membimbing anak menyelesaikan PR jika anak memang butuh bimbingan, atau menghadirkan guru privat untuk mendampingi serta membimbing anak ketika belajar di rumah jika memang diperlukan oleh anak.
7.      Menanyakan nilai/hasil belajar anak
Untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar anaknya, orangtua harus sering menanyakan nilai hasil ulangan harian maupun nilai hasil pekerjaan rumah anaknya. Jika hasilnya baik, orangtua perlu memberi penguatan terhadap keberhasilan anaknya. Penguatan dapat berupa pujian, pengakuan atau hadiah sebagai penghargaan terhadap kesuksesan anaknya dalam belajar.
8.      Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak
Tidak semua anak dapat mengatasi kesulitannya sendiri. Sebaiknya orang tua mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi si anak. Jika kesulitan anak tidak dapat diatasi sendiri oleh orangtua, sebaiknya orang tua mencari penyelesaian dengan bantuan oranglain. Misalnya anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pekerjaan rumah matematika karena tingkat penguasaan materi anak yang lemah. Orangtua dapat mencari pendamping belajar anak agar anak tidak tertinggal dalam mata pelajaran tersebut.
9.      Menjelaskan mengapa anak perlu belajar dan sekolah dengan rajin
Menjelaskan dan menanamkan pentingnya belajar terhadap anak adalah sangat penting. Dengan memberi contoh pada kehidupan nyata akibat orang yang tidak mau belajar dapat memotivasi anak untuk giat belajar. Namun penjelasan saja tidak cukup jika orangtua tidak memfasilitasi kebutuhan belajar. Jadi agar anak mau belajar, sediakanlah sarana dan prasarana belajar agar anak memperoleh kemudahan untuk belajar.
10.  Memberitahukan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak di sekolah dan rumah dalam belajar
Belajar tentunya mempunyai tujuan. Untuk mencapai tujuan belajar, orangtua harus berupaya menyingkirkan segala rintangan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan belajar anaknya dengan memberitahukan hal-hal yang dapat menopang keberhasilan belajar anaknya serta hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan belajar anaknya. Dengan demikian anak dapat memilih tindakan/kegiatan yang tepat dan benar. Selanjutnya orangtua mengawasi secara tepat kegiatan anaknya.
11.  Menegur bila anak lalai tugas/tanggung jawab
Bila anak lalai dalam mengerjakan tugasnya orangtua harus berani menegur. Namun teguran yang mengandung nilai pendidikan, bukan cercaan, makian dan hujatan. Hal ini perlu, untuk mengontrol anak tetap berada di jalur yang benar.
12.  Memberi contoh teladan
Keteladan merupan hal terpenting dalam kehidupan anak. Kadangkala anak tidak menemukan kesesuaian apa yang ia peroleh dalam pembelajaran dengan sikap perilaku orangtuanya. Semakin banyak ketidaksesuaian yang ia peroleh akan membuat anak berantipati dengan orangtuanya.
Dalam hal belajar, ketika orangtua menyuruh anaknya untuk belajar, sebaiknya orangtua juga mengambil buku atau bacaan lain untuk membaca dan belajar bersama anaknya. Bukan nonton televisi atau putar CD sehingga anaknya merasa cemburu, dan sebagainya. Jadi berilah keteladanan pada anak, karena pada dasarnya anak adalah imitasi dari orangtuanya. Keteladanan merupakan metode pendidikan terbaik.
Dalam proses belajar mengajar tersebut disekolah, guru memegang peran yang penting dalam upaya mendidik, mengajar, melatih, membimbing serta mengarahkan anak/peserta didik. Namun Ketika anak berada di rumah peran orang tua sangatlah penting dalam berupaya membantu meningkatkan prestasi belajar anaknya. Jadi, prestasi belajar seorang anak bukanlah semata tanggungjawab seorang guru. Orangtua juga punya konstribusi besar dalam menopang prestasi belajar anaknya. Karena sumber belajar bukan hanya guru. Guru adalah salah satu sumber belajar diantara sekian banyak sumber belajar.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa  prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa  dalam menerima, menolak, dan menilai  informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi  pelajaran  yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengala mi proses belajar. Prestasi dapat diketahui apabila seseorang telah melalui  tahap evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan  tentang tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh oleh seseorang.
M. Dalyono berpendapat bahwa ada 2 faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar, yaitu : 
·         Faktor internal : Kesehatan jasmani dan rohani, Intelegensi, Bakat, Minat, Motivasi, dan Cara belajar.
·         Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah keluarga. Faktor ini mencakup ; cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Masalah yang dihadapi orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar: Sikap orang tua, Ekonomi keluarga, dan Suasana dalam keluarga.
Ada banyak peranan orang tua yang dapat dikembangkan dalam upaya menopang prestasi belajar anaknya, antara lain: Menyediakan fasilitas belajar yang memadai; Membelikan buku dan alat-alat tulis; Memberitahu bagaimana mengatur jadwal kegiatan belajar; Menandatangani buku PR; Memberitahu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam belajar; Mengecek apakah anak sudah belajar/mengerjakan tugas-tugasnya; Menanyakan nilai/hasil belajar anak; Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak; Menjelaskan mengapa anak perlu belajar dan sekolah dengan rajin; Memberitahukan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak di sekolah dan rumah dalam belajar; Menegur bila anak lalai tugas/tanggung jawab; Memberi contoh teladan.
B.     Saran
Untuk meeningkatan prestasi belajar anak dalam menempuh pendidikan, maka saran yang penulis berikan kepada para orang tua antara lain :
1.      Meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pendidikan dengan memberikan nuansa belajar yang nyaman, menarik dan menyenangkan.
2.      Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, latihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
3.      Meningkatkan peran serta orang tua semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan mengarahkan akan untuk lebih berprestasi dalam pendidikan mereka.
4.      Memberikan pengertian kepada semua orang tua bahwa masa depan anak ada di tangan mereka, dan pengorbanan yang tulus hendaknya mereka berikan untuk kemajuan anak-anak mereka kelak.
Selain itu, orang tua hendaknya selalu aktif memberikan motivasi berupa perhatian dan dorongan belajar pada anak baik dirumah maupun di sekolah, memberikan bimbingan dan teguran serta pemberian fasilitas belajar dan terpenuhinya kebutuhan belajar yang memadai. Bagi pihak sekolah perlu adanya peningkatan hubungan kerjasama yang lebih baik antara pihak sekolah dengan orang tua, sehingga lebih mudah mengikuti perkembangan kemajuan belajar siswanya.



DAFTAR PUSTAKA

Ardi. 2012. Pengertian Prestasi, [online]. Tersedia: http://hitamandbiru.blogspot.com. [02 Februari 2015]
Wardany, Aien. 2010 Pengaruh Pendidikan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa, [Online]. Tersedia: http://lib.uin-malang.ac.id. [01 Februari 2015]

Permana, Dody. 2010. Peran dan Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga Terhadap Anak, [Online]. Tersedia: http://dodypp.blogspot.com. [02 Februari 2015]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar