Minggu, 23 Maret 2014

Makalah - Pengaruh Sinetron Terhadap Bahasa di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Banyak sinetron yang menghiasi hampir semua channel di televisi, itu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi dan hal yang sangat lazim kita saksikan saat menonton televisi untuk mengisi luang dan hiburan. Dari mulai anak sekolah/bagi para pelajar manapun banyak yang sering maupun menonton sinetron. Hampir semua stasiun televisi berlomba untuk memproduksi sinetron. Tentunya pengaruh sinetron dapat berpengaruh pada otak dan gaya kehidupan sehari-hari yang menirukan dalam adegan cerita sinetron tersebut. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan menjelaskan kebenaran mengenai sebuah dampak sinetron bagi siswa.
Selain itu, pada kenyataannya Bahasa Indonesia sudah dicemari oleh bahasa sinetron atau bahasa-bahasa media masa. Bahasa-bahasa sinetron ini sering juga disebut bahasa gaul. Penulis sering kali berfikir betapa pintar dan kreatifnya para pemuda Indonesia ini dalam menciptakan bahasa. Akibatnya, cara bicara kepada orang yang lebih tua menjadi tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia yang menjunjung tinggi kesopanan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sinetron?
2.      Sebutkan dampak negatif dan positif dari sinetron?
3.      Apa pengaruh sinetron terhadap bahasa Indonesia?
4.      Bagaiman upaya yang harus dilakukan terhadap pengaruh sinetron di Indonesia?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui pengertian dari sinetron.
2.      Mengetahui dampak negatif dan positif dari sinetron.
3.      Mengetahui pengaruh sinetron terhadap bahasa Indonesia.
4.      Mengetahui upaya yang harus dilakukan terhadap pengaruh sinetron di Indonesia.
D.    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini agar pembaca pada umumnya dapat memahami tantang bahaya dari bahasa yang digunakan dalam sinetron. Bahasa sinetron cenderung menggunakan kata-kata “gaul” dan kasar. jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan generasi muda Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sinetron
Sinetron merupakan suatu jenis tayangan sinema elektronik yang berisi cerita drama fiktif, yang dewasa ini sebagian besar mengangkat tema percintaan, seks, horor, kekerasan, dan konflik. Sinema-sinema semacam ini sering menawarkan gaya hidup yang cenderung penuh gengsi dan bentuk kehidupan yang jauh dari realita. Berkaitan dengan pendidikan, yang paling dirugikan dari tayangan sinetron ini adalah para siswa sekolah. Dan pada siswa sekolah, mereka seharusnya lebih fokus pada pendidikan. Tetapi, dengan adanya sinetron yang tidak mengajarkan hal baik pada para siswa, maka hal tersebut menjadi sangat merugikan dan terpengaruh pada dampak negatif dari sinetron, ini dapat merusak budaya, nilai pendidikan dan moral bangsa. Ciri-ciri sinetron yang kurang mendidik diantaranya adalah bercerita tentang seseorang yang penderitaan lahir batin, adanya tokoh antagonis dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar, memperlihatkan dan mengumbar kemewahan duniawi.
B.     Dampak Negatif dan Positif Sinetron
1)        Dampak Negatif
Dampak negatif pada sinetron yang kurang mendidik diantaranya:
·        Dapat merusak moral dan watak para siswa
Sebab dalam cerita-cerita sinetron itu, sering kita lihat berbagai hal kurang baik seperti kata-kata kasar, hidup bermewah-mewahan, mode pakaian yang tidak sopan serta kisah percintaan
·        Menjadi anak yang malas belajar
Anak yang sering menonton sinetron, belajarnya kurang rajin dan nilai-nilainya kurang baik daripada anak yang tidak sering menonton sinetron
·        Para siswa jadi mempunyai sifat materialis & suka berangan-angan.
Mereka sering menirukan perbuatan pamer, sombong, membantah orang tua.
2)        Dampak Positif
Dampak positif sinetron yang mendidik diantaranya:
·         Mengajari anak berperilaku baik kepada siapapun
·         Menjadi anak yang patuh terhadap orang tua
·         Menjadi anak yang rajin belajar agar impiannya dimasa mendatang akan terwujud
C.    Pengaruh Bahasa Dalam Sinetron
Saat ini tantangan terhadap bahasa Indonesia, baik internal maupun eksternal, merupakan hal yang tidak hanya mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Konsekuensi ancaman tersebut tidak hanya sebatas mengancam eksistensi bahasa Indonesia, namun menjadi sangat penting karena berkaitan dengan bahasa sebagai identitas dan kepribadian bangsa. Jika dihayati dari prosesnya, awalnya masyarakat merubah gaya bahasanya lalu mempengaruhi tingkah lakunya sehingga akan mengalami kegamangan norma dan kepribadian berkaitan dengan identitas sosial.
Selain itu, permasalahan yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak adalah bahasa yang di gunakan dalam sinetron. Gaya bahasa dalam sinetron dinilai merusak jati diri bangsa. Selain campur aduk, gaya bahasa sinetron juga dinilai tidak sopan.
Analisa menuturkan, bahasa merupakan cerminan kepribadian dan jati diri bangsa. Bahasa merupakan produk budaya yang terwujud dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. gaya bahasa sinetron yang mencampuradukkan bahasa Indonesia dan bahasa asing menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap kepribadian dan kebudayaan bangsa. Saat ini, remaja dan anak-anak belum merasa gaul kalau belum bisa menyelipkan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dalam percakapan.
Bahasa sinetron kita banyak yang salah digunakan pada tempatnya. Akibatnya masyarakat banyak yang meniru dengan berbagai motif seperti sekedar gaya atau ingin dikatakan modern.
Sejumlah guru Bahasa Indonesia menyebutkan contoh beberapa film dan sinetron Indonesia disiarkan umumnya televisi swasta yang kerapkali menggunakan bahasa yang dinilai “vulgar”, serampangan, kasar, dan tidak layak didengar terutama oleh anak-anak dan generasi muda bertaburan setiap saat. Jika di biarkan bukan saja akan merusak kaidah Bahasa Indonesia, tapi bahkan bisa membuat anak-anak kita menjadi berbahasa dan berperilaku buruk. Fenomena tingginya angka kriminalitas dan kenakalan remaja menjadi sebuah bukti dari kegamangan tersebut. Hal itu tidak terlepas dari pandangan manusia sebagai substansi dan manusia sebagai makhluk yang mempunyai identitas.
Bahasa Indonesia dewasa ini (terutama semenjak merebaknya stasiun televisi nasional dan daerah) mengalami penurunan dari segi mutu karena penggunaannya hampir tanpa kendali baik dari segi leksikal, gramatikal, maupun sosial. Peran media massa sangat besar dalam memberdayakan suatu bahasa menjadi bahasa yang bermartabat tanpa terlalu banyak dikendalikan oleh unsur-unsur bahasa lain.
Ketidakseragaman istilah dapat merusak bahasa Indonesia. petelevisian di Indonesia sudah menganggap bahwa bahasa kasar merupakan hal yang biasa. Bahasa kasar merupakan bentuk kekerasan verbal dan diyakini membawa pengaruh tidak baik bagi perkembangan emosi dan budi pekerti. “Diam, tolol” dan “Kalau nongol, mukanya dipecahin” menjadi contoh bahasa kasar yang dianggap lucu dalam lawakan “Tawa Sutra”. “Di luar negeri, stasiun televisi yang menyiarkan bahasa kasar, ada sanksinya. Di sini malah biasa. Tak mengherankan, perilaku kasar adalah hal yang biasa dalam masyarakat kita.
Terjadinya perbedaan penggunaan kata itu karena perbedaan pedoman pembentukan istilah atau penyerapan bahasa asing antara Pusat Bahasa dan kalangan pers. Perbedaan cita rasa yang hendak dilekatkan pada istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Anggapan dari kalangan pers bahwa pusat bahasa lamban dalam menyerap dan membakukan bahasa asing ke bahasa Indonesia, sehingga kalangan pers melakukan pembakuan secepatnya dengan cara masing-masing yang berbeda.
D.    Upaya Yang Perlu Dilakukan
Mengatur penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan beberapa faktor yaitu, yang pertama dialek daerah masing-masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang tengah berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul. Sulitnya melepaskan cara berbahasa ini diikuti dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar maka akan sangat sulit bagi pemerintah untuk mengimplementasikan Undang-Undang Kebahasaan ini dalam masyarakat.
Maka menurut kami sebaiknya tujuan pemerintah untuk mengatur penggunaan bahasa ini dimulai dari hal-hal yang sederhana, misalnya memulai penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam lingkungan pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan yang rendah. Saya maksudkan di sini, kita melihat bahwa dalam lingkungan kampus mahasiswa yang menggunakan bahasa Indonesia yang baku sangat jarang bahkan tidak ada, oleh sebab itu Undang-Undang Kebahasaan ini sebaiknya mulai diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bahasa yang digunakan dalam sinetron atau media massa kebanyakkan menggunakan bahasa yang dapat merusak dan mencemari bahasa indonesia. Mereka menggunakan bahasa-bahasa yang kasar dan tidak mendidik. Di samping itu, penggunaan bahasa indonesia oleh tokoh-tokoh persinetronan dan pembawa tayangan televisi nasional banyak menggunakan bahasa Melayu-Jakarta. Percampuran kosakata Melayu-Jakarta dengan bahasa Indonesia merupakan suatu bentuk penghilangan jati diri bahasa Indonesia.
Mengatur penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat sulit dikarenakan beberapa faktor yaitu, yang pertama dialek daerah masing-masing yang sangat melekat tiap individu dan yang sekarang tengah berkembang di Indonesia adalah penggunaan bahasa gaul.
B.     Saran
Melihat akan bahayanya bahasa yang digunakan oleh pesinetron dan para pembawa acara televisi, penulis menyarankan kepada pembaca agar selalu waspada terhadap pencemaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh para pesohor tersebut.
·         Untuk pemerintah
Pemerintah harus memaksimalkan perannya dalam mengontrol tayangan di televisi seperti sinetron yang dapat membawa negatif yaitu merusak moral dan menghancurkan generasi muda Indonesia. Pemerintah sebaiknya membatasi acara-acara yang tidak bermanfaat, memberikan sanksi bagi yang melanggar.
·         Untuk orang tua
Agar lebih serius mengawasi putra-putrinya. Selain itu, harus bisa memilihkan tontonan yang tepat dan membantu anaknya mengatur jam belajarnya.
·         Untuk siswa
Pembaca harus lebih jeli lagi dalam menyeleksi bahasa yang digunakan sehari-hari. Agar norma kesopanan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia selalu terjaga dan terpelihara dengan baik. Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajar.



DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: CV. Pustaka Setia
Cahyanto, Nur. 2010. Pengaruh Bahasa Sinetron dan Media Masa Terhadap Bahasa Indonesia, [Online]. Tersedia : http://nurcahyanto88.wordpress.com. [22 Maret 2014]
Gunawan, Nico. 2013. Karya Ilmiah Sederhana Dampak Sinetron Bagi Siswa, [On;ine]. Tersedia : http://snicoguna.blogspot.com. [22 Maret 2014]

Makalah - Bahaya Narkoba Bagi Remaja

BAB I


PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di Indonesia, meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya. Penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas., sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia terutama generasi mudanya.
Penderita ketergantungan obat-obatan terlarang atau kini umumnya berusia 15-24 tahun. Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di sekolah dasar.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang.
hal-hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul “Narkoba Penghancur Generasi Muda” dengan bimbingan  dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan beberapa referensi buku tentang narkoba.
B.    Rumusan Masalah
1.       Apa itu narkoba?
2.       Bagaimana penyalagunaan narkoba?
3.       Apa dampak narkoba terhadap generasi muda?

C.   Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui pengertian Narkoba.
2.      Mengetahui penyalahgunaan Narkoba.
3.      Mengetahui dampak Narkoba terhadap generasi muda.

D.   Manfaat Penelitian
Makalah ini disusun dengan maksud sebagai pedoman, agar pembaca yang khususnya generasi-generasi muda mengerti dengan jelas yang dimaksud dengan narkoba, dan mengerti dampak-dampak dari penggunaan narkoba. Dengan demikian diharapkan pengguna narkoba akan berkurang khususnya pada generasi muda.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Narkoba
Narkoba atau napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikam, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat) san sering menyebabkan kertergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain)
Narkoba yang ditelan masuk kelambung, kemudian masuk ke pembuluh darah. Jika diisap, atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikan, langsung masuk ke aliran darah. Darah membawa zat itu ke otak.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan dan penggunaannya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum. Oleh  karena itu, penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur dalam undang-undang. Barang siapa yang menggunakan dan mengedarkannya di luar ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
Napza (narkoba, psikotropika, zat akdiktif lain) adalah istilah dalam dunia kedokteran. Di sini penekanannya pada pengaruh ketergantungannya. Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan ketergantungan, dan sering disalahgunakan.
Dahulu beberapa jenis narkoba alami. Seperti opium (getah tanaman candu), kokain dan ganja, digunakan sebagai obat. Akan tetapi, sekarang tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena berpotensi menyebabkan ketergantungan yang tinggi.
B.    Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. Karena pengaruh itulah narkoba disalahgunakan.
Sifat pengaruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak. Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan narkoba lagi. Karena itu, narkoba mendorong seseorang memakainnya lagi. Terjadinya kecanduan atau ketergantungan tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan, yaitu: pola coba-coba, pola pemakaian sosial, pola pemakaian situasional, pola kebiasaan, dan yang terakhir pola ketergantungan.
Pada proses seseorang menjadi ketergantungan, pada tahap awal pemakaian ia masih dapat menghentikannya. Namun, setelah terjadi ketergantungan, ia sulit kembali ke pemakaian sosial, sekeras apapun ia berusaha, kecuali jika menghentikan sama sekali pemakaiannya.
Saat ia mencoba untuk meghentikan pemakaian akan terjadi gejala putus zat. Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat dihentikan tiba-tiba atau dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat tergantung pada jenis zat narkoba, dosis yang digunakan, serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
C.   Dampak Narkoba Terhadap Generasi Muda
1.       Bagi diri sendiri :
a.          Terganggunya fungsi otak  dan perkembangan normal remaja
·         Daya ingat, sehingga mudah lupa
·         Perhatian, sehingga sulit berkonsentrasi
·         Presepsi, sehingga memberi perasaan semu/khayal
·         Motivasi, sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak, minat, dan cita-cita semula padam.
Oleh karena itu narkoba menyebabkan perkembangan mental-emosional dan sosial remaja terhambat. Bahkan ia mengalami kemunduran perkembangan.
b.         Keracunan
Keracunan yakni gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup banyak, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung pada jenis, jumlah, dan cara penggunaan.
c.          Overdosis
Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan atau perdarahan otak. Overdosis terjadi karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.

 d.         Gejala putus zat
Gejala putus zat yakni gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakaiannya. Berat atau ringannya gejala tergantung pada jenis zat, dosis, dan lama pemakaian.
e.          Berulang kali kambuh
Maksud dari berulang kali kambuh yakni tergantungan yang menyebabkan rasa rindu pada narkoba, walaupun telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya, kawan-kawan, suasana, dan tempat-tempat penggunaan dahulu mendorongnya untuk memakai narkoba kembali. Itu sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.
f.          Gangguan perilaku/mental-sosial
Gangguan perilaku/mental-sosial yakni acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama terganggu. Terjadi perubahan mental: gangguan pemutusan perhatian, motivasi belajar/ bekerja lemah, ide paranoid.
g.         Gangguan kesehatan
Gangguang kesehatan yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, penyakit kulit dan kelam1n.
h.         Kendornya nilai-nilai
Kendornnya nilai-nilai yakni kendornya nilai-nilai kehidupan agama-sosial-budaya, seperti perilaku s3ks bebas dengan akibatnya (penyakit kelam1n dan kehamilan yang tidak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak memperdulikan orang lain.
i.           Masalah ekonomi dan hokum
Masalah ekonomi dan hukum yakni pecandu terlibat hutang. Karena berusaha memenuhi kebutuhan akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah. Mungkin juga ia akan ditahan polisi atau bahkan dipenjara.
2.       Bagi keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu. Keluarga resah karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, hidup semaunya, asosial. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan anak.
Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau perkerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang meningkat karena pemakaian narkoba, atau karena harus berulang kali dirawat, bahkan mungkin mendekam di penjara. Keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini.
3.       Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa penyalahguna mengganggu terciptanya suasana belajar-mengajar. Prestasi beajar turun drastis, tidak saja bagi siswa yang berprestasi, melainkan juga mereka yang kurang berprestasi atau ada gangguan perilaku. Penyalahguna narkoba berkaitan dengan kenakalan dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna membolos lebih besar daripada siswa lain.
Penyalahgunaan narkoba berhunungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, atau meningkatnya perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.
4.       Bagi masyarakat, bangsa, dan Negara
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan pengedar atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh karena itu sekali pasar terbentuk, sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan dan kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif kejahatan meningkat; belum lagi saran/prasarana yang harus disediakan.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan dan  jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
B.     Saran
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan bahayanya mengkonsumsi narkoba dan menyalahgunakan narkoba. Karena jika seseorang sudah kecanduan narkoba, efek sampingnya bukan secara fisik saja, tapi juga secara psikis karena sudah menimbulkan efek ketergantungan.






DAFTAR PUSTAKA

Martono, Lydia Harlina dan, Satya Joewana. 2006. Pencegahan dan 
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah
. Jakarta : Balai Pustaka.
Martono, Lydia Harlina dan, Satya Joewana. 2008. Membantu Pemulihan
Pecandu Narkoba dan Keluarganya.
Jakarta : Balai Pustaka.
Abdani, Faza. Dkk. 2013. Contoh Makalah Tentang Bahaya Narkoba, [Online]. Tersedia: http://jilltompkins.blogspot.com. [18 March 2014]