BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Nata de coco merupakan
makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan Acetobacter xylinum. Nata de coco rasanya menyegarkan dan
mengandung banyak serat sehingga baik untuk pencernaan. Nata de coco juga dipercaya
dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Nata
berkalori rendah (kadar serat kasar 2,5%) memiliki kandungan air 98% dengan
tekstur agak kenyal, padat, kokoh, putih, dan trasparan. Serat yang ada dalam
nata jenis ini sangat dibutuhkan dalam proses fisiologis, bahkan dapat membantu
para penderita diabetes mengatasi masalah dehidrasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah nata de coco terjadi?
2.
Apa
manfaat dari nata de coco?
3.
Apa
saja kandungan/nilai gizi nata de coco?
4.
Bagaimana
cara pembuatan nata de coco dan nata de aloe vera?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
sejarah nata de coco.
2.
Mengetahui
manfaat nata de coco.
3.
Mengetahui
kandungan nilai gizi nata de coco.
4.
Mengetahui
cara pembuatan nata de coco dan nata de aloe vera.
BAB II DASAR TEORI
A.
Sejarah Nata De
Coco
Kata
nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat
dari air kelapa, santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau
sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain).
Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di Indonesia, nata de
coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali
berasal dari Filipina. Di Indonesia, nata de coco mulai dicoba pada tahun 1973
dan mulai diperkenalkan pada tahun 1975. Namun demikian, nata de coco mulai
dikenal luas di pasaran pada tahun 1981 (Sutarminingsih, 2004).
Di
Indonesia pada awalnya, industri pengolahan nata diawali di tingkat usaha rumah
tangga (home industry) dengan menggunakan sari buah nanas sebagai bahan bakunya
sehingga produknya sering disebut nata de pina. Seperti pada umumnya usaha
buah-buahan musiman lainnya, keberlangsungan produksi nata de pina terbentur
dengan kendala sifat musiman tanaman nanas. Sehingga produksi nata de pina
tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Keberlangsungan input merupakan hal yang
penting dalam manajemen agribisnis termasuk nata de coco (Gumbira dan Intan,
2001). Untuk mengatasi kendala tersebut, alternatif penggunaan bahan lain yang
mudah didapat, tersedia sepanjang tahun dan harganya murah adalah air kelapa.
Pada mulanya air kelapa kebanyakan hanya merupakan limbah dari industri
pembuatan kopra atau minyak goreng (Jawa: klentik). Nata dari air kelapa yang
kemudian terkenal dengan nama nata de coco merupakan hasil fermentasi air
kelapa dengan bantuan mikroba acetobacter xylinum. Jumlah air kelapa yang
dihasilkan dari buah kelapa di Indonesia kurang lebih 900 juta liter per tahun
(Sutardi 2004).
Menurut beberapa sumber, lidah buaya
(Aloe vera) pertama kali ditemukan pada tahun 1500 SM. Lebih dari 200 species
tersebar diseluruh belahan bumi, mulai dari benua Afrika yang kering dan tandus
hingga daratan Asia yang beriklim tropis. Tanaman ini memang gampang tumbuh,
dengan media tanah berhumus campur pasir, cukup sinar matahari dan drainase
baik, lidah buaya dapat tumbuh subur. Tanaman dari suku Liliaceae ini memang
sudah di manfaatkan manusia sejak dulu. Beberapa bukti sejarah
menyebutkan, bangsa Arab, Yunani, Romawi, India dan Cina telah menggunakan
sebagai bahan baku obat aneka penyakit. Konon Cleopatra sudah memanfaatkan
tanaman ini untuk merawat kecantikanya.
Selain itu, menurut Wahyono E. dan Kusnandar
(2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri
dan membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam
darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan
tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi
pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.
Salah satu zat yang terkandung
dalam lidah buaya adalah aloe emodin, sebuah senyawa organik dari golongan
antrokuinon yang mengaktivasi jenjang sinyal insulin seperti pencerap
insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil inositol-3 kinase dan meningkatkan laju
sintesis glikogen dengan menghambat glikogen sintase kinase 3beta.
Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.
Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata
jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam
kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun
zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari
jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan
lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, yang disebut sebagai nata.
Ciri-ciri/karakteristik
acetobacter xylinum:
·
Bakteri gram negative karena
mengandung subtansi lipid yang lebih tinggi serta dinding selnya lebih tipis,
lebih rentan pada antibiotic, penghambatan warna basa kurang dihambat,
pertumbuhan nutriennya relative sederhana dan tahan terhadap perlakuan fisik.
·
Bakteri autotrof karena sumber
nutriennya mengandung unsure C,H,O,N atau karbohidrat sebagaipenyusun
protoplasma , Sumber energy untuk pertumbuhannya memerlukan cahaya, sumber
karbon untuk pertumbuhannya membutuhkan CO2.
·
Bersifat nonmotil atau polar ialah
bakteri yang tidak bergerak.
·
Tidak bereproduksi dengan tunas (budding).
·
tidak membentuk endospora (spora
yang berdinding tebal didalam bakter).
·
mikroaerofilik artinya bakteri ini
dapat tumbuh baik bila ada sedikit oksigen atmosferik.
·
katalase positif artinya terdapat
enzim yang mengubah H2O2 menjadi O2 dan H2O.
·
kelompok bakteri asam asetat melalui
proses oksidasi metal alcohol dapat menghasilkan asam asetat.
·
Pada kultur sel yang masih muda,
individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua
membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya.
·
Bakteri mesofil yaitu tumbuh pada
suhu 25-400C.
Golongan acetobacter umumnya berperan
dalam proses pembentukan nata de coco:
·
Membentuk asam dari pengoksidasian gula yaitu
disakaridase spesifik seperti sukrase
·
Pengoksidasian etanol
·
mensistesis selulosa dari fruktosa
·
Membentuk asam dari etil alcohol dan propel
alcohol
·
Kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O
·
Memproduksi kapsul secara berlebih
·
Asam asetat yang dihasilkan untuk menghambat
pertumbuhan kiroorganisme yang bukan asidofilik
·
Acetobacter xylinum merupakan salah satu contoh
bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti pada proses pembuatan nata de coco
B.
Manfaat Nata de
Coco
Karena kaya akan serat, nata de coco baik untuk
melancarkan pencernaan. Salah satunya untuk melancarkan pembuangan feses tubuh
dan mencegah sembelit (konstipasi). Selain itu, akibat rendahnya kandungan
gizi, nata de coco aman dikonsumsi mereka yang mengalami obesitas dan sedang
melakukan diet randah kalori guna menurunkan berat badan berlebih. Tapi tentu
saja tata cara pengkonsumsian nata de coco harus diperhatikan. Biasanya nata de
coco dicampur dengan sirup gula atau minuman manis lain yang mengandung kalori
terlalu tinggi, ini dapat menyebabkan obesitas. Sirup pencampur nata de coco
yang terlalu manis dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Apabila
dikonsumsi berlebihan dapat mengakibatkan diabetes. Perhatikan cara konsumsi
nata de coco, agar kita dapat mengambil nilai manfaat nata de coco dan tidak merugikan diri sendiri.
Sedangkan untuk manfaat lidah buaya
atau aloe vera adalah dapat menurunkan kadar gula, kolesterol dan asam urat, mencegah
ambeien, membantu memperlancar regenerasi sel-sel dalam tubuh kita yg udah
usang, bahan kosmetik pelembab kulit, merawat kesuburan dan keindahan rambut
dengan menggosokkan langsung pada kulit kepala.
C.
Nilai Gizi Nata de Coco
Seperti yang kita ketahui, kandungan air kelapa terdiri atas karbohidrat,
potassium, protein, lemak, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin B kompleks,
riboflavin serta nutrisi lainnya. Selama proses mendidihkan air kelapa dan
pengeraman, banyak nutrisi yang hilang. Karena itu nilai gizi yang terkandung
dalam nata de coco tidaklah cukup sebagai asupan nutrisi bagi tubuh. Banyak
produsen nata de coco yang pada kahirnya melakukan fortifikasi pangan yaitu
dengan menambahkan satu atau lebih zat gizi (nutrien) kepangan ke dalam suatu
produk yang akan dikonsumsi secara masal. Tentu saja tujuannya untuk
meningkatkan kandungan nutrisi di dalam produk tersebut. Karena nilai manfaat
nata de coco bertambah,
diharapkan penerimaan konsumen akan lebih baik lagi.
Penambahan zat gizi biasanya berupa vitamin seperti vitamin
C, vitamin B1, riboflavin dan niasin. Serta ditambahkan juga mineral seperti
fosfor dan kalsium. Terkadang ditambahkan pula ekstrak perasa pisang, jeruk,
stroberi dan lainnya agar konsumen mudah menerima produk nata de coco ini.
Kandungan dari lidah
buaya (Aloe vera; Latin: Aloe
barbadensis Milleer) mengandung asam
amino, antrakuinon, enzim, hormon, mineral, asam salisilat, sterol, gula dan vitamin.
BAB III METODE
A.
Nata de Coco
a)
Alat dan Bahan
·
Panci/Langseng dari stenless
·
Pengaduk/sinduk stenless
·
Kompor
·
Timbangan duduk
·
Gelas ukur
·
Baki plastic
·
Koran penutup
·
Karet pengikat
·
Rak untuk Baki Plastik
·
Muk Ukur
·
Kain Kassa/Saringan Halus
·
Air Kelapa murni
·
Gula Pasir/putih
·
Za/Urea
·
Cuka Biang
·
Bibit Nata De Coco/Sari Kelapa
b)
Cara pembuatan
1.
Air kelapa mentah di saring, dan dimasukkan ke dalam
dandang/panci ukuran 5 liter/20 liter di masak sampai mendidih 100 derajat
celcius, setelah mendidih masukkan gula pasir, untuk dandang/panci 5 liter gula
250 gr, za 0,5 gr, cuka biang 50 cc dan untuk dandang 20 liter x 4 dari
dandang/panci 5 liter.
2.
Air kelapa yang sudah mendidih yang dicampur dengan
gula, za, cuka biang masukan ke dalam baki plastik kira 1,2 liter dan harus
dipastikan bahwa baki plastik dalam kondisi bersih dan steril dari bakteri.
3.
Baki plastik ditutup dengan menggunakan koran dan
pastikan koran pun dalam kondisi steril dari bakteri yang akan mengganggu
pertumbuhan nata de coco/sari kelapa, koran harus dijemur dipanas matahari.
4.
Baki-baki ditutup rapat dan disusun di atas rak baki
secara rapi dan ditiriskan sampai dingin untuk diberi bibit nata de coco
5.
Pembibitan dilakukan pada pagi hari sekitar jam
5.30-6.30, hasil pembibitan ditutup kembali.
6.
Baki hasil pembibitan tidak boleh terganggu apapun,
tidak digoyang-goyang, bila ingin melihat hasil nata de koko bisa dilihat pada
hari ke 3.
7.
Baki hasil pembibitan di biarkan selama satu minggu
8.
Hari ke 7 silakan dibuka.
Panen
Panen nata de coco/sari kelapa dapat dinikmati pada hari ke 7.
Ciri
nata de coco yang baik permukaan rata dan halus. Apabila dari hasil tersebut di
permukaannya ada yang berlubang, seperti sisa gunung berapi maka itu
dimungkinkan karena baki atau koran yang tidak steril.
B.
Nata de Aloe
Vera
a)
Alat dan bahan
·
Pisau
·
Panci
·
Kompor
·
Sendok
·
Daun lidah buaya (Aloe vera)
·
Jeruk nipis atau asam sitrat
·
Garam dapur
·
Gula pasir
·
Air
b)
Cara pembuatan
1.
Ambil daun lidah buaya segar.
2.
Pilih daun yang cukup umur dan
tebal. Daun cukup umur berwarna hijau tua, bagian tepi daun berduri lunak dan
pucat.
3.
Cuci bersih daun lidah buaya, kupas
kulit daun hijaunya sehingga nampak daging daun lidah buaya yang bening.
4.
Potong daging daun lidah buaya
menjadi ukuran kubus, sesuai selera
5.
Cuci dengan air hingga lendirnya
hilang, kemudian dibilas dengan air bersih.
6.
Didihkan air, masukkan potongan
daging lidah buaya, diamkan selama 10 menit (matikan api kompor agar daging
lidah buaya tidak lembek).
7.
Rendam daging lidah buaya dalam
larutan asam yang terbuat dari satu liter air matang, kemudian tambahkan satu
sendok makan perasan jeruk nipis atau 1/4 sendok teh asam sitrat
8.
Bilas potongan daging daun lidah
buaya dengan air matang, tambahkan larutan gula sesuai selera
9.
Dikemas
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa nata de coco merupakan makanan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan
Acetobacter xylinum. Karena kaya akan serat, nata de coco baik untuk melancarkan
pencernaan. Salah satunya untuk melancarkan pencernaan dalam tubuh dan mencegah
sembelit (konstipasi).
Dari
nilai gizinya, nata de coco sangat miskin akan gizi. Oleh karena itu, banyak
produsen nata de coco yang pada kahirnya melakukan fortifikasi pangan yaitu
dengan menambahkan satu atau lebih zat gizi (nutrien) kepangan ke dalam suatu
produk yang akan dikonsumsi secara masal seperti vitamin C, vitamin B1,
riboflavin dan niasin. Tentu saja tujuannya untuk meningkatkan kandungan
nutrisi di dalam produk tersebut. Kandungan dari lidah buaya (Aloe vera; Latin: Aloe
barbadensis Milleer) mengandung asam amino, antrakuinon, enzim, hormon,
mineral, asam salisilat, sterol, gula dan vitamin yang sangat bagus untuk kesehatan.
B.
Saran dan Kritik
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi
yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan dari makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang berkaitan dengan judul makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran serta
usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sianipar, Hiskia. (2013). Makalah Nata de Coco, [Online].
Tersedia: http://blogsiantar4all. blogspot.com/2013/05/makalah-nata-de-coco_4682.html.
[04 September 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar