Sabtu, 18 April 2015

Makalah BK - Pengembanagan Diri

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang memberikan suatu pengembangan yang efektif kepada setiap individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan setiap individu.
Setiap individu perlu mengembangkan diri nya supaya lebih dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk memperoleh hasil yang maksimal di masa yang akan datang.
Dalam model Bimbingan dan Konseling Perkembangan memungkinkan Guru Pembimbing atau Konselor untuk memfokuskan perhatiannya tidak sekedar pada gangguan emosional siswa, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitannya dengan tugas-tugas perkembangan siswa.
Terkait dengan tugas perkembangan siswa, bahwa yang dimaksud dengan tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil dalam pencapaiannya akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal, akan menimbulkan ketidak bahagiaan, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Oleh sebab itulah bimbingan dan konseling perkembangan sangat diperlukan disekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah dasar-dasar pengembangan diri?
2.      Bagaimanakah mengembangkan konsep diri yang positif?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui dasar-dasar pengembangan diri.
2.      Mengetahui mengembangkan konsep diri yang positif.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dasar-dasar Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setiap individu mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus mempunyai 3 keyakinan dasar dalam pengembangan dirinya, yaitu :
·         Ia mau berubah,
·         Ia harus berubah,
·         Ia dapat berubah.
Oleh karena itu pengembangan diri memerlukan kesadaran dan motivasi untuk berubah. (CHANGE)
Berkaitan dengan pengembangan diri, kita perlu melakukan pengenalan diri sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih akurat dan lengkap tentang kelebihan, kekurangan, kebutuhan, dan keunikan dirinya. Selanjutnya perlu dipikirkan  beberapa hal berikut :
·         Dengan cara bagaimana akan memanfaatkan kekuatan kelebihan ?
·         Dengan cara bagaimana kekurangan dapat diatasi ?
·         Peluang apa saja yang dapat digunakan untuk memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan ?
·         Hambatan apa yang akan dijumpai dalam memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kekurangan?
Berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan maka yang perlu diperhatikan :
·         Fokuskan pada kelebihan bukan pada kekurangan.
Sikap terhadap kekurangan :
·         Fokuskan pada kekurangan yang menimbulkan dampak negatif besar dan memang mungkin untuk dirubah.
·         Janganlah merisaukan kekurangan yang memang tidak dapat diubah, imbangilah dengan melihat dan mengembangkan kelebihan anda.
·         Jangan terlalu merisaukan kekurangan kecil yang tidak berdampak dalam kehidupan anda.
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai  bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling  berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,  minat, kondisi dan perkembangan  peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai  bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling  berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan :
1)      Bakat, Minat, dan Kreativitas
2)      Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
3)      Kemampuan kehidupan keagamaan
4)      Kemampuan sosial
5)      Kemampuan belajar
6)      Wawasan dan perencanaan karir
7)      Kemampuan pemecahan masalah
8)      Kemandirian

B.     Mengembangkan Konsep Diri Yang Positif

Dalam proses perkembangan manusia di bidang pendidikan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan terkait dengan proses pembelajaran. Pertama mengenai model pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap bagaimana siswa dapat merespon lingkungan pembelajaran yang berbeda-beda sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan akademiknya. Kedua,  terkait denganskill atau ketrampilan yang dikembangkan siswa, ketrampilan tersebut khususnya dalam dalam menguasai strategi-strategi belajar. Ketiga, terkait dengan iklim sosial yakni bagaimana siswa menilai diri mereka sendiri, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana cara mereka belajar. Jadi, dalam aktifitas pembelajaran tidak hanya konten akademik namun juga terdapat konten sosial.
Proses pembelajaran mempunyai keterkaitan dengan perbedaan individu, dalam tahap perkembangan individu khususnya dalam kesiapan belajar terdapat cara yang digunakan untuk menganalisis perbedaan individu tersebut yakni dengan mengetahui gaya belajar masing-masing. Selain gaya belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran yakni interaksi antara guru dengan siswa, sensitifitas atau respon guru terhadap siswa, dan ketrampilan dalam memilih strategi pembelajaran. Selanjutnya akan dibahas mengenai konsep perkembangan, aktifitas-aktifitas pembelajaran, konsep diri, dan mengembangkan sikap belajar siswa.
1.      Konsep Tentang Kondisi Perkembangan
Sebuah penelitian dilakukan terhadap guru dalam lingkungan sekolah melalui pemberian quesioner, dan mendapat hasil bahwa selain adanya partisipasi dalam sistem dukungan formal, interaksi dengan teman sebaya memiliki implikasi terhadap perkembangan siswa. Sehingga menimbulkan pembentukan ranah-ranah diantaranya ranah formal, ranah generasi sebaya, dan ranah pribadi.
a)      Ranah Formal (formal)
Dalam ranah formal terkait dengan adanya partisipasi sistem dukungan formal misalnya kursus, seminar, administrasi dan supervisi. Dalam mengembangkan ketrampilan dibidang formal, siswa hendaknya lebih aktif dalam merencanakan tindakan untuk menunjang proses belajar, misalnya denga mengikuti seminar, kursus dan lain-lain yang akan memberikan peluang lebih besar untuk berprestasi bahkan untuk masuk ke perguruan tinggi.
b)     Ranah Generasi sebaya (Peer-Generated)
Komunikasi yang terjalin antara siswa dengan guru belum tentu selalu baik, oleh karena itu diperlukan teman sebaya untuk saling bertukar informasi. Dengan bergaul dengan orang lain/teman sebaya diharapkan dapat memunculkan ide/inspirasi tentang membuat suatu inovasi atau inisiatif dalam mengembangkan dirinya.
c)      Ranah Pribadi (Personal)
Terkadang guru hanya aktif dalam satu aspek saja dan mengabaikan aspek yang lain. Oleh karena itu siswa dituntut untuk mengembangkan aspek yang kurang tersentuh dengan mengenali dan menggali sendiri kemampuan yang dimilikinya.
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa sejalan dengan ranah-ranah tersebut, dalam artian semakin aktif siswa maka ia akan semakin berkembang. Dan perbedaan aktifitas yang di lakukan individu dipengaruhi oleh orientasi dalam lingkungan dan pengaruh sosial. Dalam proses orientasi di lingkungan, individu yang lebih aktif memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga mereka lebih proaktif dalam mencari sesuatu yang ingin mereka capai, sedangkan individu yang pasif lebih banyak menarik diri dan melindungi diridari lingkungan sehingga mereka kurang mempunyai inisiatif untuk berkembang.
Selain orientasi dalam lingkungan, faktor pengaruh sosial juga menjadi penunjang perkembangan individu. Individu yang hidup di lingkungan yang didalamnya terdapat iklim social yang baik sehingga menuntut individu tersebut terlibat aktif dalam berbagai aktifitas akan lebih berkembang dibandingkan dengan individu yang melakukan segala sesuatu secara mandiri (tidak ada dukungan dari lingkungan).
2.      Tingkatan-tingkatan Aktivitas
Dalam tingkatan aktifitas akan dibahas mengenai prototip-prototip yang menjelaskan tentang perilaku, merencanakan program pengembangan staf, dan mengatur eksploitasi guru secara besar-sebaran:
a)      A Gourmet Omnivore (Orang yang keinginan terhadap sesuatu nya sangat besar)
Prototip yang pertama adalah orang dewasa, mereka menyadari tentang kondisi lingkungan dan bagaimana mengeksploitasinya sehingga mereka harus memahami kemungkinan-kemungkinan kejadian yang dapat berpengaruh terhadap kondisi perkembangan siswa. Mereka membentuk pusat perkumpulan guru, mereka juga membuat program yang diajukan kepada pembuat kebijakan, dan mereka memiliki kesadaran berorganisasi.
Prototip yang kedua adalah omnivore (orang yang punya keinginan kuat terhadap sesuatu), mereka berinteraksi nonformal dalam lingkungan keluarga dan informal dengan teman sebaya. Dalam kehidupan pribadi, para omnivore mempunyai ciri memiliki tingkat kesadaran tinggi, yang membedakan dengan omnivore lain yakni antusiasme mereka untuk terlibat dalam satu bidang tertentu. Misalnya omnivore pertama merupakan orang yang suka membaca, omnivore kedua orang yang suka mononton, dll. Hal yang paling mencolok adalah kebiasaan mereka, baik dalam memanfaatkan maupun dalam memperkaya diri mereka sendiri yang masing-masing berbeda tiap-tiap omnivore. Dalam kelompok mereka saling memberi dan menerima dari kawan sebaya, namun dalam kehidupan pribadi mereka mencari kesempatan untuk tumbuh berkembang. Yang membedakan lagi adalah ketekunan, terutama dalam melatih kegemaran mereka yang dapat ditransfer kepada orang lain dalam tempat kerja. Hal ini termasuk skill, gagasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan dalam pola pembelajaran di tempa kerja.  
b)     A passive consumer (seorang pemakai yang pasif)
Dari hasil penelitian terdapat 10% consumer aktif dan 70% consumerpasif.  Karakteristik yang membedakan consumer pasif adalah tingkat aktivitas mereka yang sangat dipengaruhi oleh siapa yang hidup bersama mereka (adanya ketergantungan yang tinggi terhadap konteks sosial terdekat). consumer aktif cenderung dapat melakukan kegiatan pengembangan meskipun tidak tertera dalam administrasi. Ciri khas pribadi consumer pasif yaitu, memiliki sikap yang ramah dan tergantung pada teman atau pasangannya. Jika mereka memiliki teman atau kelarga yang cenderung aktif maka level keaktifannya akan meningkat, begitupula sebaliknya.
c)      A reticent consumer (seorang pemakai yang segan)
Dari consumer pasif ada 10% dari mereka yang mengembangkan potensi yang dapat menunda-nunda kesempatan untuk tumbuh berkembang yang disebut consumer yang segan, mereka memiliki tujuan namun enggan untuk bernteraksi secara positif dengan budaya di lingkungan mereka baik dalam seting profesi maupun domestik.Consumer ini memiliki ciri diantaranya hanya mau berhubungan dengan staf yang tengah dibutuhkan, cukup giat dalam memproses inisiatif administratif, menghindari aktifitas tindak lanjut, dan sering menaruh curiga pada kawan sebaya serta cenderung menyalahkan sistem.
Consumer yang segan tidak terpengaruh oleh konteks sosial yang instan, merek kurang menyukai omnivore seperti mereka yang kurang menyukai administrasi. Mereka bahkan menolak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan dan tidak berani menetapkan pilihan, mereka juga cenderung bersikap mencela orang lain, institusi, dan layanan yang diberikan. Pada kondisi yang normal mereka belajar memanfaatkan kesempatan yang ada dalam hidupnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai  bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling  berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Dalam proses perkembangan manusia di bidang pendidikan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan terkait dengan proses pembelajaran. Pertama mengenai model pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap bagaimana siswa dapat merespon lingkungan pembelajaran yang berbeda-beda sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan akademiknya. Kedua,  terkait denganskill atau ketrampilan yang dikembangkan siswa, ketrampilan tersebut khususnya dalam dalam menguasai strategi-strategi belajar. Ketiga, terkait dengan iklim sosial yakni bagaimana siswa menilai diri mereka sendiri, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana cara mereka belajar. Jadi, dalam aktifitas pembelajaran tidak hanya konten akademik namun juga terdapat konten sosial.
B.     Saran
Masing-masing diri kita adalah individu yang berdiri sendiri, artinya, memiliki hak penuh untuk menentukan jalan yang akan dilaluinya. Namun, seorang individu adalah sekaligus seorang manusia yang memiliki nurani untuk membedakan antara yang salah dan yang benar, serta memiliki akal untuk memilih mana yang baik dan mana yang tidak.
Adalah manusia, tempat berkumpulnya segala kekurangan. Namun sekaligus tempat bermukimnya segala potensi kelebihan, yang dengan potensi tersebut mampu sensitif menangkap lahan-lahan yang dapat dijadikannya untuk mengembangkan diri. Bagaimana dengan anda ?



DAFTAR PUSTAKA

Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Nong, Nengah. 2013. Pengertian Konseling Perkembangan, [Online]. Tersedia: http://mozaikbimbingankonselingii.blogspot.com. [01 Februari 2015]
Anonim. Pengembangan Diri, [Online]. Tersedia: https://sites.google.com. [01 Februari 2015]
Pangganti, Esdi. 2010. Panduan Pengembangan Diri, [Online]. Tersedia: https://esdikimia.wordpress.com. [01 Februari 2015]
Arjanto, Paul. 2011. Mengembangkan Konsep Diri yang Positif, [Online]. Tersedia: http://paul-arjanto.blogspot.com. [01 Februari 2015]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar