Minggu, 21 Februari 2016

Makalah Ekonomi - Kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan?
2.      Apa sajakah tujuan dari kewirausahaan?
3.      Apa sajakah manfaat melakukan kewirausahaan?
4.      Apa sajakah ruang lingkup dalam kewirausahaan?
5.      Bagaimanakah karakteristik seorang wirausaha?
6.      Apa sajakah penyebab terjadinya kegagalan dalam berwirausaha?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian kewirausahaan.
2.      Mengetaehui tujuan kewirausahaan.
3.      Mengetahui manfaat kewirausahaan.
4.      Mengetahui ruang lingkup dalam kewirausahaan.
5.      Mengetahui karakteristik seorang wairausaha.
6.      Mengetahui penyebab terjadinya kegagalan dalam berwirausaha.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. ‘Wira’ berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1.      Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan kemampuan kewirausahaan.
2.      Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru. Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni: 
1.      Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2.      Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3.      Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4.      Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
B.     Tujuan Kewirausahaan
Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:
1.      Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2.      Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3.      Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4.      Menumbuh-kembangkan kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
C.    Manfaat Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
1.      Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi wirausahawan misalnya: permintaan pelayanan sektor jasa meledak.
2.      Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
3.      Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital, mesin fotokopi, laser, power steering.
4.      Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional menyediakan peluang kewirausahaan.
D.    Ruang Lingkup Kewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan  secara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:

1.      Lapangan agraris
a)      Pertanian
b)      Perkebunan dan kehutanan 
2.      Lapangan perikanan
a)      Pemeliharaan ikan
b)      Penetasan ikan
c)      Makanan ikan
d)     Pengangkutan ikan
3.      Lapangan peternakan
a)      Bangsa burung atau unggas
b)      Bangsa binatang menyusui
4.      Lapangan perindustrian dan kerajinan
a)      Industri besar
b)      Industri menengah
c)      Industri kecil
d)     Pengrajin
·         Pengolahan hasil pertanian
·         Pengolahan hasil perkebunan
·         Pengolahan hasil perikanan
·         Pengolahan hasil peternakan
·         Pengolahan hasil kehutanan 
5.      Lapangan pertambangan dan energi
6.      Lapangan perdagangan
a)      Sebagai pedagang besar
b)      Sebagai pedagang menengah
c)      Sebagai pedagang kecil
7.      Lapangan pemberi jasa
a)      Sebagai pedagang perantara
b)      Sebagai pemberi kredit atau perbankan
c)      Sebagai pengusaha angkutan
d)     Sebagai pengusaha hotel dan restoran
E.     Karakteristik Wirausaha
Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :
No
Ciri-Ciri
Watak
1
Percaya diri
Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.
2
Berorientasikan tugas dan hasil
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3
Pengambil resiko
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4
Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5
Keorisinilan
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6
Berorientasi ke masa depan
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
7
Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain  M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993;6-7) mengemukakan delapan karakteristik yang meliputi:
1.      Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.      Lebih memilih risiko yang moderat.
3.      Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
4.      Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5.      Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
6.      Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
7.      Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8.      Selalu menilai prestasi dengan uang.
Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup Professionals, menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk sukses. Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap tantangan.
Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti dilansir Young Entrepreneur:
1.      Pembangun
Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter wirausaha pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam, perhitungan, dan penentu arah.
2.      Oportunis
Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha. Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin termasuk dalam karakteristik oportunis.
3.      Spesialis 
Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun, membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.
4.      Inovator
Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu memikirkan produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.
sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1.      Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azaz. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2.      Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3.      Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4.      Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5.      Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6.      Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
F.     Sebab-sebab Kegagalan dalam Berwirausaha
Dalam berwirausaha, tentunya mengalami pasang surut dalam melaksanakannya. Adapun penyebab-penyebab suatu usaha mengalami kegagalan adalah sebagai berikut:
1.      Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar, dan jangan putus asa.
2.      Kurang tekun dan teliti.
3.      Kurangnya pengawasan.
4.      Kemacetan yang sering terjadi.
5.      Pelayanan yang kurang baik.
6.      Tidak jujur dan kurang cekatan.
7.      Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
8.      Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
9.      Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.
10.  Banyak pemborosan dan penyimpangan.
11.  Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
12.  Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
13.  Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
14.  Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.
15.  Banyaknya piutang ragu-ragu.
16.  Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus menghitung berapa banyak harga pokok. 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. ‘Wira’ berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia itu dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:
1.      Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru.
2.      Menentukan cara produksi baru.
3.      Meyusun operasi untuk mengadakan produk baru. 
4.      Mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
1.      Memperkuat pertumbuhan ekonomi.
2.      Meningkatkan produktivitas.
3.      Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru.
4.      Mengubah dan meremajakan persaingan pasar.
Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau berusaha. Jadi wira usaha secara etimologi berarti pejuang yang berbuat sesuatu. Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan keuntungan yang lebih besar.
Menurut Zwilling karakteristik wirausaha dibagi menjadi empat tipe, yaitu pembangun, oportunis, spesialis, dan inovator.
B.     Saran
Disarankan bagi setiap pembaca yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.



DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, Isya. 2013. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia: http://learnmine.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]
Permana, Adam Gilang. 2015. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia: http://adamgielank.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]
Liya. 2015. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia: http://liyabagi-info.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar