USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA (PASCA TAHUN 1945)
Sebelum memperoleh kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih
dahulu memproklamasikan kemerdekaannya yang dikenal dengan “Proklamasi
Kemerdekaan”. Proses ini berawal dari terdengarnya berita kekalahan Jepang dari
pihak sekutu, seketika juga kelompok pemuda mendesak Sukarno-Hata untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Akan tetapi dengan alasan
menunggu janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno-Hata
tidak dengan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang
mendorong para pemuda melakukan aksi penculikan terhadap Sukarno-Hata ke
Rengasdengklok yang akhirnya dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok”.
Proses perumusan teks prokalamasi kemerdekaan bertempat di rumah Laksamana Muda
Tadashi Maeda dengan tujuan keamanan dan tidak terganggu oleh pihak Jepang.
Upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai
upaya, yaitu perlucutan senjata Jepang, menghadapi tentara sekutu dan NICA,
serta perjuangan politik untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kedatangan
pihak sekutu ke Indonesia dengan tujuan melepaskan tawanan perang tentara
sekutu dari Jepang dan melucuti tentara Jepang pada awalnya diterima dengan
baik oleh rakyat Indonesia. Namun setelah tahu kedatangan sekutu diboncengi
oleh NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) dengan tujuan Belanda ingin menguasai kembali wilayah
Indonesia, akhirnya terjadilah konflik di berbagai daerah di Indonesia. Pada
masa itu Belanda melalui pemimpin Van Mook membentuk Negara-negara bagian,
yaitu NIT (Negara Indonesia Timur), Negara Pasundan, Daerah Istimewa Borneo
Barat, Negara Madura, Negara Sumatra Timur, Negara Jawa Timur.
Perjuangan Bersenjata dalam Usaha
Mempertahankan Kemerdekaan
1.
Pertempuran Lima Hari di Semarang
(14-19 Oktober 1945)
Pada peristiwa ini gugur Dokter
Karyadi yang ditembak pasukan Jepang. Akhirnya pecah perang antara pasukan
Jepang dengan rakyat Indonesia dan pasukan Jepang yang mengakibatkan banyaknya
korban.
2.
Peristiwa heroik di Surabaya
Peristiwa ini terjadi pada tanggal
10 November 1945 diawali dengan ultimatum dari pasukan sekutu (Inggris) pada
bangsa Indonesia untuk menyerahkan senjata dengan membawa bendera putih sebagai
tanda menyerah pada sekutu sebagai akibat tewasnya Brigjen Mallaby. Namun
sampai batas waktu yang dijanjikan tidak diindahkan akhirnya terjadilah
pertempuran yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
3.
Bandung Lautan Api
Peristiwa ini terjadi pada bulan
Oktober 1945 ketika pasukan sekutu memasuki kota Bandung untuk mengambil alih
tawanan Jepang dan melucuti senjata mereka. Pihak Sekutu juga meminta Indonesia
untuk menyerahkan senjata yang berhasil dirampas dari pihak Jepang. Namun
permintaan itu tidak dihiraukan oleh Indonesia akhirnya tanggal 23 Maret 1946
meletuslah pertempuran tersebut. Adanya perintah dari pusat untuk mengosongkan
kota Bandung, akhirnya pasukan meninggalkan kota Bandung dengan terlebih dahulu
membumihanguskan kota Bandung bagian selatan.
4.
Peristiwa Medan Area
Peristiwa ini bermula dengan
kedatangan pasukan sekutu yang diboncengi NICA pada tanggal 9 Oktober 1945.
Kedatangan mereka yang bermaksud untuk memperkuat pasukan Westerling (Belanda)
yang diterjunkan sebelumnya akhirnya memberikan kesimpulan bahwa Belanda
bermaksud untuk menjajah kembali. Akhirnya terjadi ketegangan-ketegangan yang
menimbulkan konflik antara Inonesia dengan Belanda.
5.
Peristiwa Merah Putih di Menado
Terjadi pada tanggal 14 Desember
1945 di mana para pemuda Menado yang tergabung dalam pasukan KNIL bersama
rakyat berhasilo merebut Menado, Tomohon, dan Minahasa dari tangan
sekutu/Belanda. Daerah yang direbut tersebut dikibarkan bendera Merah Putih.
6.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada tanggal
15 Desember 1945 antara pasukan Inggris (Sekutu) melawan pasukan Indonesia (Divisi
V Banyumas) di bawah Kolonel Soedirman. Dalam pertempuran itu pasukan Indonesia
berhasil memukul mundur pasukan Inggris. Untuk mengenangnya didirikan Monumen
Palagan Ambarawa.
7.
Pertempuran Puputan Margarana di
Bali
Puputan artinya perang
habis-habisan. Perang ini terjadi pada tanggal 26 November 1946 antara pasukan
Belanda dan rakyat Bali. Dalam peperangan ini tokoh Ngurah Rai dan seluruh
pasukannya gugur.
8.
Pertempuran 11 Desember 1946 di
Sulawesi Selatan
Pertempuran ini terjadi di wilayah
Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur
salah satunya yaitu Emmy Saelan.
9.
Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana
Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan
secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa
dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
10. Agresi
Militer Belanda II
Terjadi
pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar
Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram
kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk
segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Daerah dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Penyerahan
kekuasaan Jepang kepada Sekutu dilakukan oleh Komando Asia Tenggara (South East
Asia Command atau SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten.
Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia adalah Allied Forces Netherlands East
Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI
merupakan komando bawahan dari SEAC. Tugas AFNEI di Indonesia adalah:
1.
menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang,
2.
membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu,
3.
melucuti orang-orang Jepang dan kemudian dipulangkan ke
negaranya,
4.
menjaga keamanan dan ketertiban (law and order), dan
5.
menghimpun keterangan guna menyelidiki pihak-pihak yang
dianggap sebagai penjahat perang.
Pada awalnya rakyat
Indonesia menyambut kedatangan Sekutu dengan senang. Akan tetapi setelah
diketahui NICA ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan
bermusuhan. Kedatangan NICA di Indonesia didorong oleh keinginan menegakkan
kembali Hindia Belanda dan berkuasa lagi di Indonesia. Datangnya pasukan Sekutu
yang diboncengi NICA mengundang perlawanan rakyat untuk mempertahankan
kemerdekaan. Berikut ini berbagai perlawanan terhadap Sekutu yang muncul di
daerah-daerah.
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Surabaya merupakan
kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama
revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan
nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak
kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen
A.W.S. Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di
Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen
Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya
agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang
diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal 10
November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan
senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara.
Rakyat Surabaya tidak
takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato
membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu.
Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya gugur. Pengaruh pertempuran
Surabaya berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda
sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran
Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara
pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran
Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober
1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara
pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran
Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas.
Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa
berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang
telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15
Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa
menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan RI.
3. Pertempuran Medan Area 1 Desember 1945
Pada tanggal 9
Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di Medan.
Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik
oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk
membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel
Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel
(pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai
pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi
perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Pada
tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papanpapan yang bertuliskan
Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itulah
Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan
terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal ini jelas menimbulkan
reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa
kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara
komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut
memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat
Medan Area.
4. Bandung Lautan Api
Terjadinya
peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada bulan Oktober
1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu untuk mengosongkan kota
Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama
isinya kota Bandung bagian Utara selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945
dikosongkan oleh para pejuang. Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para
pejuang. Selanjutnya tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum
kembali. Isinya hampir sama dengan ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum
tersebut para pejuang kebingungan karena mendapat dua perintah yang berbeda.
Pemerintah RI di
Jakarta memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI
di Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya para
pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung
Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.
5. Puputan Margarana 20 November 1946
Perang Puputan
Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara Indonesia
Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Nusa Tenggara,
berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA
di Tabanan tanggal 18 Desember 1946. Konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah
Rai (yang dikenal dengan nama pasukan Ciung Wanara) ditempatkan di Desa Adeng
Kecamatan Marga. Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan
pasukan Ciung
Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Dalam keadaan
kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti
bertempur sampai habis-habisan (fight to the end). Letkol I Gusti Ngurah Rai
gugur beserta seluruh anggota pasukan dalam pertempuran tersebut. Jenazahnya
dimakamkan di desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal dengan nama Puputan
Margarana. Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha
Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur.
Pertempuran ini terjadi di wilayah
Sulawesi Selatan sperti Polongbangkeng, Pare-Pare, dan Luwu. Pejuang yang gugur
salah satunya yaitu Emmy Saelan.
7.
Agresi Militer Belanda I
Terjadi tanggal 21 Juli 1947 di mana
Belanda telah melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan serangan
secara tiba-tiba. Serangan tersebut diarahkan di kota-kota besar di Jawa
dan Sumatra terutama daerah minyak dan perkebunan.
8.
Agresi Militer Belanda II
Terjadi
pada tanggal 19 Desember 1948 di Yogyakarta. Serangan ini telah melanggar
Perjanjian Renville. Melihat hal ini, Sukarno dan Hata mengirim radiogram
kepada Mr Syarifudin Prawiranegara yang berkunjung di Bukittinggi Sumatra untuk
segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi.
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.
BalasHapusLebih dan kurang saya mohon maaf.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah
A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
Arrahmaanirrahiim
Maaliki yaumiddiin,
Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
Ihdinashirratal mustaqiim,
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin
Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.
Allaahumma shalli wa sallim wa baarik, ‘alaa Sayyidinaa wa Nabiyyinaa wa Maulaanaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ikhwaanihii minal anbiyaa-i wal mursaliin, wa azwaajihim wa aalihim wa dzurriyyaatihim wa ash-haabihim wa ummatihim ajma’iin.
ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.
RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.
RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.
Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.
Allaahummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa
Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan INDONESIA. Pulihkanlah kejayaan INDONESIA, Lindungilah INDONESIA dari bencana.
Ya Allaah, jadikanlah INDONESIA baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.
Allaahumma ahlikil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.
Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
——(doa khusus untuk SELURUH RAKYAT INDONESIA YANG MENJADI KORBAN IMPERIALIS / KOLONIALIS 1511 – 1962 , semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada mereka).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHUM WARHAMHUM WA’AAFIHIM WA’FU ‘ANHUM
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHUM WA LAA TAFTINNAA BA’DAHUM WAGHFIRLANAA WALAHUM
———————
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.
HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal
mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.
Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘aalamiin.
Indra Ganie – Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten
nice artikelnya gan, jangan lupa kunjungi kami kembali ^^
BalasHapus