Sabtu, 18 April 2015

Makalah Kedisiplinan Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk memenuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik dan patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999). 
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku menurut tingkatan pelanggaran dan klasifikasinya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan disiplin?
2.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan?
3.      Bagaimana penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah?
4.      Apa sajakah akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan?
5.      Bagaimana upaya meningkatkan kedisiplinan siswa?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian disiplin.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan.
3.      Mengetahui penerapan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.
4.      Mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh ketidakdisiplinan.
5.      Mengetahui upaya meningkatkan kedisiplinan siswa.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian  Disiplin
Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Berikut merupakan pendapat para pakar tentang pengertian disiplin.
Prawirosentono (1999:31) mengemukakan bahwa secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin kerja, atau lebih tepatnya disiplin kerja pegawai dapat dikatakan ketaatan pegawai yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi di mana dia bekerja.
Robert E. Quin dkk dalam Prawirosentono (1999:32) mengatakan : “Discipline implies obedience and respect for the agreement between the firm and its employee. Discipline also involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.
Menurut Suradinata (1996:150), disiplin pada dasarnya mencakup pelajaran, patuh, taat, kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku. Dalam hubungannya dengan disiplin kerja, disiplin merupakan unsur pengikat, unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja bahkan dapat pula sebaliknya.
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut. Dengan berpegang pada peraturan dimaksud diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai.
1.      Disiplin dalam penggunaan Waktu
Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu.
Orang Inggris mengatakan “waktu adalah uang”, peribahasa Arab mengatakan “Waktu adalah pedang”, atau “Waktu adalah peluang emas”, dan kita orang Indonesia mengatakan: “sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna”.
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.
2.      Disiplin dalam beribadah
Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri. Pengertian yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-Nya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam beribadah itu mengendung 2 hal :
a.      Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh.
b.     Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau terpaksa.
Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya. Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31: “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-Imran:31).
Jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lainsebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a.      Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan allah.
b.      Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.
Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat. Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.
3.      Disiplin dalam bermasyarakat
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam  mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan  satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :" Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi).
4.      Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :“Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).
B.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Mengklasifikasikan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Disiplin turut Perpengaruh terhadap hasil belajar.
Hal ini dapat terlihat pada siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur dan akan menghasilkan prsetasi yang baik pula. Demikian sebaliknya faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu.Hal ini dapat dilihat dari penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu sebagai berikut :
1.     Faktor yang berasal dari luar diri siswa
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.      Faktor non-sosial, seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderunglebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya faktor waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar secara terarah dan teratur.
b.      Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya. Seorang guru yang mendidik siswa dengan disiplin akan cenderung menghasilkan siswa yang disiplin pula.
2.     Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua yaitu:
a.      Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin blajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita sakit dan bdannya keletihan.
b.      Faktor Psikologis, yang dapat mempengaruhi proses belajar antara lain:
1)       Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2)       Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik.
3)       Motivasi 
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang daam belajar untuk mencapai tujuan.
4)       Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadapsuatu obyek (materi pelajaran).
5)       Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif danpsikomotor. Namun kemampuan kognitif lebih diutamakan, sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor kemampuan kognitif lebihdiutamakan.
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan sangat  diperlukan daklam belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada kekurangan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan. 
C.    Penerapan Kedisiplinan Dalam Lingkungan Sekolah
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut ini adalah pelaksanaan kedisiplinan dilingkungan sekolah.
1.        Datang kesekolah tepat waktu;
2.        Rajin belajar;
3.        Mentaati peraturan sekolah;
4.        Mangikuti upacara dengan tertip;
5.        Mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu;
6.        Melakukan tugas piket sesuai jadwalnya;
7.        Memotong rambut jika kelihatan panjang;
8.        Harus berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk  penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilakusiswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik danmengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dandidengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalamhati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orangtuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnyamerupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
·         Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
·         Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
·         Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
·         Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar  pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.
Pendekatan peraturan demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu siswa memahami mengapa diharapkanmematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif  bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Dalam disiplin sekolah yang demokratis,kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karenadidasari kesaadaran dirinya. Mengikuti peraturan yang ada bukan karena terpaksa,melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat.
     Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolahlainnya yang melanggar tata tertib atau kedisiplinan yang telah diatur oleh sekolah,yang secara eksplisit berbentuk larangan-larangan. Hal ini menurut Depdiknas (2001:10), “Sanksi yang diterapkan agar bersifat mendidik, tidak bersifat hukumanfisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis.” Sanksi dapat diberikan secara bertahap dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi tersebut dapat berupa:
1.      Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadapketentuan sekolah yang ringan.
2.      Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuatrangkuman buku tertentu, menterjemahkan tulisan berbahasa Inggris dan lain-lain.
3.      Melaporkan secara tertulis kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yangdilakukan putera-puterinya.
4.      Memanggil yang bersangkutan bersama orang tuanya agar yang bersangkutantidak mengulangi lagi pelanggaran yang diperbuatnya.
5.      Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat.
6.      Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah, misalnya yang bersangkutantersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan oleh pengadilan.
D.    Akibat yang Ditimbulkan Oleh Ketidakdisiplinan
Adapun yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat siswa menjadi tidak lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga tidak dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran tata tertib siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai berikut adalah akiba yang ditimbulkan antara lain :
1.      Sikap acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain
2.      Rasa malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
3.      Kurangnya siswa dalam memnfaatkan waktu
4.      Ketidaksiplinannya siswa dalam mematuhi peraturan yang ada
5.      Siswa memiliki kebiasaan yang buruk
6.      Kenakalan remaja
·         Tanggungjawab siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh gurunya.
·         Siswa menjadi tidak mandiri
·         Siswa memperoleh pergaulan yang kurang baik
·         Prestasi siswa menurun dan sosialisasi berkurang
E.     Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2003) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
1.      Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka;
2.      Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa;
3.      Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah;
4.      Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannyasendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
5.      Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasaterutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah;
6.      Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan danmeningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab; dan
7.      Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh olehguru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
8.      Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karenaitu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif;
9.      Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertamadi sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dengan demikian, telah kita simpulkan bahwa disiplin disekolah itu sangat diperlukan. Kerena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi teguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Oleh karna itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang yang bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, maka kapan lagi kita bisa merubah dunia ini? Semuga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi lebih baik bagi para pembaca umumnya dan pada kami khususnya.
B.     Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.



DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, Muhammad. 2013. Kedisiplinan dan Pendidikan Dalam Lingkungan Sekolah, [Online]. Tersedia: http://blogqwja.blogspot.com. [13 April 2015]
Nur Raida. Anggia. 2012. Kedisiplinan Sekolah, [Online]. Tersedia: http://makalahanghia.blogspot.com. [13 April 2015]
Ariesda. 2013. Makalah Bahasa Indonesia Kenakalan Remaja, [Online]. Tersedia:  https://dikiidoz.wordpress.com. [13 April 2015]
Admin. 2013. Makalah Kedisiplinan Sekolah, [Online]. Tersedia: http://www.emakalah.com. [13 April 2015]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar