Minggu, 21 Februari 2016

Makalah - Seni Kontemporer

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang dengan  sangat pesat.  Seiring dengan hal tersebut, system pendidikan mengalami perkembangan dan pembaharuan. Untuk memperlancar tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan dan untuk mendukung proses belajar mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang memedai. Salah satunya adalah perlu dikembangkannya pendidikan dalam Seni dan Budaya. Hal ini dikarenakan Seni dan Budaya merupakan perluasan dan pendalaman dalam bidang seni di Indonesia. Seni menjadi sumber gagasan masyarakat untuk menghasilkan  karya Seni dan Budaya yang beragam. Seni berkembang seiring dengan kemajuan zaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan karya seni di Indonesia. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, pemakalah akan membahas tentang seni yang berkembang mengikuti zaman atau yang lebih dikenal sebagai Seni Rupa Kontemporer.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan seni rupa kontemporer?
2.      Bagaimana ciri-ciri seni rupa kontemporer?
3.      Bagaimana aliran-aliran seni rupa kontemporer?
4.      Bagaimana apresiasi karya seni rupa kontemporer di Indonesia?

C.    Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui maksud dari seni rupa kontemporer.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri seni rupa kontemporer.
3.      Untuk mengetahui aliran-aliran seni rupa kontemporer.
4.      Untuk mengetahui apresiasi karya seni rupa kontemporer di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertain Seni Kontemporer
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini; jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Kata “Kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana Pascamodern (postmodern art) dan pascakolonialis-me yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan Indegenous Art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal para seniman.
Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu. Sedangkan seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni posmodern, seni posmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat ke depan (bersifat futuris). Seni rupa kontemporer menentang modernisme Barat.
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak moderenisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indinesia seiring beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antar praktek suatu disiplin yang berbeda, pilihan artistic, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
B.     Ciri-ciri Seni Rupa Kontemporer
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1.      Tiadanya sekat antara  berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
2.      Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
3.      Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang sesuai zaman.
4.      Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
5.      Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas berita yangfashionable.
6.      Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video, seni serat dan menerima seni kriya dan seni popular.
7.      Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya :  jender, HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain
Tafsiran lain mengenai ciri praktek seni kontemporer di Indonesia yaitu sebagai berikut:
1.      Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik yang ditandai dengan meleburnya batas-batas antar seni visual, teater, tari dan musik.
2.      Intervensi disiplin ilmu sains dan social, terutama yang dicetuskan sebagai pengetahuan popular atau memanfaatkan teknologimutakhir.
Istilah ini dianggap bisa menyartai sebutan seni visual, music, tari dan teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art biasa digunakan untuk menyebut praktek seni visual yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan Museum maupun lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.
C.    Aliran-Aliran Seni Rupa Kontemporer
Berikut ini adalah beberapa aliran dalam seni rupa kontemporer yaitu:
1.      Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Prancis pada tahun 1789,merupakan titik akhir dari dari kekuasaan feodalisme di Prancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, di mana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam seni rupa modern. Pada tahun 1784, David melakukan ’’sumpah Horatii”. Lukisan ini menggambarkan Horatius, bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan. Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap negara.
J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-klasik, dimana lukisan neo-klasik bersifat rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
2.      Aliran Romantisme
Aliran romantisme merupakan pemberontakan terhadap aliran neo-klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi. Lukisan-lukisan romantic cenderung menampilkan
a)      Hal yang berhubungan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-klasik).
b)      Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
c)      Digunakan untuk menggugah perasaan dari penontonnya.
d)     Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.

3.      Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh realism yang bernama Courbet dari Perancis mengatakan, ”tunjukanlah kepadaku malikat, maka aku akan melukisnya”, artinya dia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukan kepadanya. Aliran realism selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa adanidealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit.  
4.      Aliran Naturalisme
Aliran naturalism adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khusunya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan naturalism selalu bertemakan keindahan alam dan isinya. Monet meruapakan salah satu tokoh pelukis naturalism, tetapi terkadang lukisannya mendekati realisme. Meskipun lukisan monet medekati realism, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbet sebagai tokoh realisme.
Realisme Courbet bersifat sosialistik dengan moralitas cukup tinggi, sedangkan realism Monet adalah ”seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun”. Para pelukis naturalism sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.



5.      Aliran Impresionisme
Apabila ada orang yang mendengar istilah impresionisme, maka asosia mereka bias any tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak di ilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam lukisannya.
Seorang tokoh impresionisme dari Perancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919) sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan  impresionisme sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio. Lukisan impresionisme baiasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan Nampak
6.      Aliran Ekspresionesme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang menonjolkan bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga munculah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak kemunculan aliran ekspresionism dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme merupakan aliran  yang melukiskan aktualitas yang sudah didistrosikan kearah suasana kesedihan, kekerasan, ataupun tekanan batin.
7.      Aliran Fauvisme
Aliran fauvism berasal dari bahasa Perancis ‘Les Fauves’, yang artinya binatang liar. Aliran fauvisme sangat mengagumkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seprti pohon berwarna orange atau jingga dan lainnya. Lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis Fauvesme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata, ”saya lebih mencintai Van Gogh dari pada ayah saya”.
8.      Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakan bahwa bentuk dasar dari segala bentuk adalah silinder, bola, dan semua bentuk yang ada di dalam dipengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi inspirasi kemunculan karya-karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh Picasso.
9.      Aliran Abstraksionisme
Aliran abstraksionisme adalah aliran yang berusaha melepeskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasi figurative suatu objek. Aliran abstaksionis dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a)      Abstrak kubistis yaitu abstrak dalam bentuk geometric murni seperti lingkaran kubus dan segi tiga. Tokoh aliran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich (1913).
b)      Abstrak nonfigurative yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ungkapan perasaan, dimana garis mewakili garis, warna mewakili warna dan swebagainya. Bentuk alami ditnggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily Kindinsky dan Naum Goba.

10.  Aliran Futurisme
Aliran futurisme muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh gerak, karena itu tema cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti pesta arak-arakan, perang dan lain-lain. Tokoh ajaran ini adalah Marineti.
11.  Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep sebelumnya. Aliran ini mempunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum yang berlaku. Ciri aliran ini sinis, dan nihil dan berusaha melenyapkan ilusi. Aliran ini dilator belakangi prang dunia pertama yang tak kunjung berhenti.
12.  Aliran Surealisme
Aliran surealisme banyak dipengaruhi oleh teori analisis psikologis Sigmund Freud mengenai ketidak sadaran dalam anatonisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi. 
D.    Apresiasi Karya Seni  Kontemporer Indonesia
Karya seni rupa kontemporer Indonesia memiliki beragam bentuk, jenis dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi yaitu seni lukis, grafik, batik dan lain-lain. Adapun tiga dimensi yaitu seni patung, keramik, seni instalasi, dan lain-lain. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia mampu menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesa-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi adapula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1.      Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2.      Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3.      Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa yaitu:
1.      Deskriptif  (paparan secara obyektif)
2.      Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3.      Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4.      Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5.      Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini, jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu.
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1.      Tiadanya sekat antara  berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
2.      Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
3.      Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi berkembang s zaman.
4.      Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
5.      Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan sebagai aktualitas berita yangfashionable.
6.      Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video, seni serat dan menerima seni kriya dan seni popular.
7.      Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya:  jender, HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain
Aliran-aliran seni kontemporer meliputi: Aliran Neo-Klasik, Aliran Romantisme, Aliran Realisme, Aliran Naturalisme, Aliran Impresionisme, Aliran Ekspresioniosme, Aliran Fauvisme, Alifran Kubisme, Alirsan Abstraksionisme, Aliran Futurisme, Aliran Dadaisme, dan Aliran Surealisme.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1.      Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2.      Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3.      Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.

B.     Saran
Adapun saran-saran dari penyusun adalah sebagai berikut:
1.      Marilah kita mempelajari seni agar menjadi sumber gagasan masyarakat untuk menghasilkan karya seni dan budaya yang lebih beragam.
2.      Marilah kita menjadikan seni kontemporer (seni yang berkembang seiring dengan kemajuan zaman) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan karya seni di Indonesia .



DAFTAR PUSTAKA

Khadafi, Andi Muhammad. 2013. Seni Rupa Kontemporer, [Online]. Tersedia: http://mubtadakhabar.blogspot.co.id. [09 Februari 2016]
Anonim. 2015. Contoh Makalah Seni Rupa Kontemporer, [Online]. Tersedia: http://maiwaberbagi.blogspot.co.id. [09 Februari 2016]

Admin. 2015. Seni Kontemporer, [Online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org. [09 Februari 2016]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar